ASIATODAY.ID, BUTON – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa mulai tahun 2024 pemerintah akan menghentikan impor aspal dari sejumlah negara di dunia.
Nantinya, produksi aspal Indonesia akan difokuskan di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara dengan memberdayakan potensi yang dimiliki dan pabrik aspal PT Wika Bitumen, anak perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).
“Kita sudah putuskan, dua tahun lagi tidak ada lagi impor aspal. Semuanya harus dikerjakan oleh Buton. BUMN, swasta silahkan, join dengan asing juga silakan,” kata Presiden Jokowi saat meninjau pabrik aspal PT Wika Bitumen yang berlokasi di Kabupaten Buton, pada Selasa (27/9/2022).
Jokowi prihatin sebab potensi aspal dan tambang aspal yang dimiliki Pulau Buton sangat besar, tetapi ironisnya setiap tahun negeri ini mengimpor hingga 5 juta ton.
“Di sini produksi malah tidak dijalankan, ini juga impor terus. Oleh sebab itu, berbicara dengan menteri hari ini, kita lihat lapangan, sudah lewat kajian dan kita harapkan ada industrial down streaming di sini, ada hilirisasi di sini. Pabrik-pabrik industri semuanya berjalan, tidak hanya mengambil raw materialnya saja sehingga tidak ada nilai tambah. Setop,” tegas Presiden Jokowi.
Jokowi menyatakan, pemerintah menginginkan adanya nilai tambah dari aspal yang ada di Buton. Sebab, ada potensi 662 juta ton di Buton.
“Besar sekali, sehingga kalau setahun impor 5 juta ton, itu kita kira-kira masih 120 tahun bisa kita olah aspal yang ada di sini. Nilai tambah ada di sini, pajak ada di sini, royalti ada di sini, dividen ada di sini, dan pajak karyawan semuanya ada di sini,” kata Jokowi.
Ia berharap dengan memanfaatkan potensi yang ada, Buton dapat hidup kembali sebagai industri penghasil aspal, bukan tambang.
Seperti diberitakan, Buton adalah salah satu pulau di Provinsi Sulawesi Tenggara yang memiliki cadangan aspal yang sangat besar di dunia. Potensinya sekitar 663 juta ton dan setelah dimurnikan bisa menghasilkan sekitar 150 juta ton. Cadangan aspal itu cukup untuk berswasembada aspal untuk 100-125 tahun
Di dunia, hanya ada sedikit negara yang memiliki kekayaan alam aspal, di antara yang besar hanya Trinidad, negara di Amerika Selatan. Walau Indonesia memiliki deposit aspal alam yang sangat besar, namun pada 2017 Indonesia menjadi importir aspal ke-10 di dunia (US$ 371 juta). Pada 2013 pernah mengimpor hingga US$ 664 juta. Sedangkan pada 2018 nilai impor aspal US$ 460 juta, lalu pada 2019 sudah melejit menjadi US$ 550 juta, atau menjadi importir terbesar ke-5 di dunia.
Kebutuhan aspal Indonesia adalah 1,22 juta ton pada 2018 dan 1,31 juta ton pada 2019. Karena ada pandemi, kebutuhan aspal pada 2020 dan 2021 mengalami penurunan. Namun pada tahun-tahun mendatang bisa naik lebih besar lagi sesuai kondisi ekonomi Indonesia. Aspal impor itu berasal dari jenis aspal minyak, yaitu aspal dari residu pengilangan minyak.
Aspal impor merupakan sekitar 77,39 % pada 2018 dan 85,26% pada 2019. Adapun penggunaan aspal Buton, disebut asbuton, hanya sekitar 0,3% saja. Sisanya dipenuhi oleh aspal minyak produksi Pertamina. Impor aspal itu terbesar dari Singapura, negeri yang tidak memiliki sumber daya alam. (ATN)
Discussion about this post