ASIATODAY.ID, JAKARTA – Negara-negara di dunia termasuk Indonesia kian mewaspadai dampak buruk dari gejolak ekonomi China. Pasalnya, trend ekonomi China terus melemah, bahkan sudah menyentuh titik paling terendah sejak 1992.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, negara-negara di dunia saat ini terus waspada karena China merupakan negara dengan tingkat ekonomi terbesar kedua di dunia dan memegang peran penting dalam perdagangan global.
“Dampaknya akan sangat mempengaruhi dunia internasional,” terangnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (15/7/2019).
Dengan situasi ini kata dia, beberapa lembaga internasional dunia sudah memperkirakan pelemahan ekonomi China bisa menggerus 0,5 persen pertumbuhan ekonomi dunia.
“Gejolak ekonomi China akan sangat beresiko bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia,” paparnya.
Sebelumnya, Bank Dunia telah proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini dari 2,9 persen menjadi 2,6 persen. Sementara Lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) juga memproyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini turun dari 3,5 persen menjadi 3,3 persen.
“Ini sesuai prediksi bahwa perang dagang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dunia mencapai 0,5 persen lebih lemah. Ini perlu diwaspadai,” paparnya.
Sri Mulyani meyakinkan, pemerintah saat ini tengah berupaya mencari jalan keluar dari risiko tersebut. Salah satu caranya dengan mencari celah untuk memanfaatkan dampak perang dagang, dengan cara meningkatkan ekspor ke negara-negara yang menurunkan impor dari China.
“Saat ini kita fokus untuk mengeluarkan kebijakan yang meningkatkan investasi,” urainya. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post