ASIATODAY.ID, JAKARTA – Industri manufaktur di Asia tetap menunjukkan penguatan hingga April bahkan ketika output di China, menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Data IHS Markit menunjukkan, Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur Taiwan April naik menjadi 62,4 dari 60,8 pada Maret, angka tertinggi sejak Maret 2010. Pesanan baru juga mencapai level tertinggi sejak bulan yang sama.
Adapun indeks PMI Korea Selatan untuk April merosot ke 54,6 dari 55,3 tetapi tetap jauh di atas level 50, menandakan ekspansi yang sedang berlangsung. Itu adalah bulan ketujuh ekspansi berturut-turut di Korea Selatan, yang pertama dalam hampir satu dekade.
Data pada Sabtu pekan lalu menunjukkan ekspor Korea Selatan bulan lalu naik terbesar dalam 10 tahun, mencerminkan pemulihan dari efek pandemi dan didorong oleh peningkatan jumlah hari kerja dari tahun sebelumnya. Perdagangan global telah mempertahankan kenaikan beruntun di era pandemi, dengan ekonomi Asia terutama diuntungkan dari lonjakan pesanan barang.
Pengiriman dari Korea Selatan dan Taiwan melonjak, didukung oleh permintaan elektronik. Sementara itu, kesulitan pasokan di seluruh dunia menyebabkan penumpukan kontainer di beberapa pelabuhan tersibuk, salah satunya Los Angeles yang mencatat kenaikan bulanan pada Maret yang lebih dari delapan deviasi standar di atas rata-rata jangka panjangnya.
Direktur asosiasi ekonomi di IHS Markit Annabel Fiddes mengatakan krisis di sisi pasokan mulai mengurangi ledakan manufaktur Taiwan karena penundaan pemasok mencapai rekor.
“Ini mulai membebani pertumbuhan produksi secara keseluruhan, sementara perusahaan juga mencatat peningkatan pesat dalam backlog,” kata Fiddes dalam rilisnya, dilansir Bloomberg, Senin (3/5/2021).
Selain itu, hambatan pasokan dapat membebani kinerja dalam beberapa bulan mendatang, meskipun ada upaya produsen untuk membangun stok.
Adapun indeks India naik tipis menjadi 55,5 bulan lalu dari 55,4 pada Maret, bahkan ketika gelombang baru infeksi virus corona mulai membebani produksi dan penjualan. Ada juga pertumbuhan yang kuat di Asia Tenggara. Pembacaan PMI Indonesia naik menjadi 54,6 dari 53,2, ekspansi keenam bulan berturut-turut. Subindeks untuk pesanan baru juga meningkat. PMI Malaysia naik menjadi 53,9 dari 49,9, juga merupakan pembacaan tertinggi sejak serial tersebut dimulai. Pesanan baru naik dan output melonjak menjadi 53,3 dari 46,2 pada Maret, level terbaik sejak Juni lalu. PMI Filipina turun menjadi 49 dari 52,2 – angka terendah sejak Oktober – mencerminkan pembatasan yang sedang berlangsung untuk mengekang Covid-19.
Angka optimistis secara keseluruhan mengikuti data terpisah yang dirilis Jumat (30/4/2021) yang menunjukkan ekspansi manufaktur China mulai mendingin pada April. Indeks manajer pembelian manufaktur resmi turun menjadi 51,1 dari 51,9 pada bulan sebelumnya. (ATN)
Discussion about this post