ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pandemi global wabah coronavirus (Covid-19) melumpuhkan industri pariwisata di Indonesia.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia mencatat, ratusan industri pariwisata dan ekonomi kreatif telah ditutup.
“Saat ini sudah ada lebih dari 180 kota/kabupaten yang secara resmi menutup lokasi destinasi pariwisatanya,” terang Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan covid-19 Kemenparekraf, Ari Juliano Gema, dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/4/2020).
Ari merinci, destinasi tersebut meliputi taman wisata, danau, museum, dan lain-lain. Berdasarkan laporan harian Data Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terdampak covid-19 per Kamis sore, 2 April 2020, telah dirangkum laporan dari 28 Provinsi.
“Jumlah usaha pariwisata terdampak sebanyak 6.773 usaha. Jumlah desa wisata terdampak sebanyak 176 Desa Wisata yang berada di Provinsi Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat (NTB), ” urainya.
Kemudian, Nusa Tenggara Timur (NTT), Provinsi Sulawesi Utara, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah. Provinsi Banten, Bali, Aceh, Sumatera Selatan, Bangka Belitung.
Selain itu, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, dan Provinsi Lampung. Data tersebut belum final karena pendataan oleh Kemenparekraf masih berlangsung.
“Jumlah tenaga kerja terdampak PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) sebanyak 26.266,” jelasnya.
Untuk hotel, kata Ari, berdasarkan data dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dinyatakan 698 hotel yang tersebar di seluruh Indonesia tutup per 1 April 2020. Hotel-hotel tersebut tutup untuk sementara waktu.
“Berdasarkan informasi PHRI pada tanggal 1 April, ada 698 hotel di seluruh Indonesia yang tutup sementara sampai waktu yg tidak ditentukan. Sebaran terbanyak di Bali dan Jakarta,” tuturnya.
“Kami sedang menghimpun data pekerja informal di sektor pariwisata dan ekraf (ekonomi kreatif) untuk diajukan agar memperoleh kartu prakerja,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post