ASIATODAY.ID, BATAM – Investasi Proyek Strategis Nasional (PSN) Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Skala Besar di Waduk Duriangkang dan Waduk Tembesi di Pulau Batam, dirancang secara khusus agar menjadi referensi di Indonesia.
Demikian diungkapkan Aries Firman, Ketua Tim Komisi Keamanan Bendungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat berkunjung ke Badan Pengusahaan (BP) Batam, untuk membahas percepatan realisasi investasi tersebut.
“Pemerintah mendukung penuh pengembangan energi terbarukan, salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung ini. Sebagai pilot project pengembangan energi surya di Indonesia, PLTS terapung ini diharapkan dapat menjadi bahan riset, referensi ataupun penelitian untuk mengembangkan teknologi serupa di Indonesia,” kata Aries Firman dikutip, Jumat (16/9/2022).
Aries mengungkapkan, kondisi bendungan dan PLTS kedepannya harus saling mendukung, terutama karena Waduk Duriangkang merupakan tulang punggung penyediaan air bersih di Batam, maka kondisinya harus tetap dijaga dengan baik saat PLTS terapung telah terealisasi.
“Bendungan dan PLTS terapung harus saling menguntungkan satu sama lain, utamanya Waduk Duriangkang merupakan tulang punggung air bersih di Batam maka harus kita jaga dengan tetap mewujudkan rencana pengembangan energi bersih terbarukan ini (PLTS),” jelasnya.
Pihaknya memastikan energi bersih yang berasal dari PLTS ini tidak akan terhambat dan kondisi bendungan juga tetap terjaga.
“Energi bersih terbarukan adalah hal yang mutlak dan tidak boleh terlambat untuk kita kembangkan namun jangan sampai kita kekurangan air bersih saat musim kemarau dan kelebihan air bersih saat musim hujan,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Tim Teknis Kerja Sama Pengembangan PLTS Waduk KPBPBB Irfan Syakir Widyasa berharap, setelah kunjungan lapangan ini dilakukan, seluruh stakeholder yang terlibat dalam proyek pengembangan PLTS Waduk Duriangkang dan Waduk Tembesi mendapat gambaran awal yang lengkap untuk dilakukan rapat secara intensif mulai Oktober 2022.
“Karena proyek yang menjadi bagian dari Presidensi G20 ini cukup komprehensif dari hulu ke hilir, kami segera memulai rapat secara intensif pada Oktober 2022 bersama dengan kementerian dan lembaga serta seluruh stakeholder dalam proyek ini,” kata Irfan.
Pihaknya akan berusaha untuk memaksimalkan potensi PLTS yang dapat diakomodir di Waduk Duriangkang dan Waduk Tembesi guna mencukupi kebutuhan konsumsi energi lokal serta untuk kebutuhan ekspor.
“kapasitas energi yang akan dihasilkan, tentunya kami akan meminta rekomendasi dari Komisi Keamanan Bendungan Kementerian PUPR, memperhatikan aspek keselamatan Waduk Duriangkang dan Waduk Tembesi,” tandasnya.
Proyek PLTS Terapung ini akan memiliki kapasitas 42 MWp dan ditargetkan komersial COD Tahun 2024 bersama PLN Batam. (ATN)
Discussion about this post