ASIATODAY.ID, KENDARI – Investor asal China dengan bendera China Construction Third Engineering Bureau Group siap membangun Kawasan Industri Baterai berbasis Nikel di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Dalam proyek ini, China Construction Third Engineering Bureau Group berkolaborasi dengan PT Kendari Kawasan Industri Terpadu (KKIT).
Proyek dengan nilai investasi USD1 miliar atau setara Rp14 triliun ini akan dibangun diatas lahan seluas 2.500 hektare di Kecamatan Abeli, Kota Kendari. Industri tersebut diproyeksikan bakal menyerap ribuan tenaga kerja lokal, 70 persen berasal dari kota itu.
Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir menyambut baik dan mendukung penuh investasi ini.
Ia mengatakan, rencana pembangunan kawasan industri ini sudah dipersiapkan oleh pemerintah pusat sejak lama sebagai bagian dari program hilirisasi nikel.
“Industri ini bertujuan untuk menghasilkan nilai tambah nikel menjadi produk baterai,” katanya, Kamis (14/4/2022).
Komisaris Utama PT Kendari Kawasan Industri Terpadu (KKIT), Hery Asiku menjelaskan, pabrik baterai dengan teknologi HPAL yang akan dibangun tersebut akan memproduksi nikel sulfat, mangan sulfat menjadi bahan baku mobil listrik.
“Kita ingin mengembangkan kawasan ini sebagai salah satu pusat pertumbuhan teknologi di Sultra khususnya dan Indonesia pada umumnya,” ucapnya.
Kecamatan Abeli dipilih sebagai lokasi pembangunan kawasan industri, karena merupakan lokasi strategis, baik dari ketersediaan infrastruktur layanan umum dan pelayanan pemerintahan.
Untuk menjalankan pembangunan tersebut, Hery memberikan saham sekitar USD1 miliar sebagai bukti komitmen dalam mendukung peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dapat meningkatkan kemampuan daerah dalam pembiayaan pembangunan kota.
“Harapannya, kita bersama-sama dapat membangun daerah ini, dengan masuknya investasi besar jadi pertumbuhan ekonomi bisa lebih bagus,” imbuhnya.
Sementara itu, Executive General Manager of China Construction Third Engineering Bureau Group, Tang Liguo mengatakan, perusahaan miliknya adalah perusahaan nomor satu di bidang konstruksi di China.
“Perusahaan ini memiliki nilai kontrak lebih dari USD100 miliar dengan keuntungan lebih dari USD50 miliar di tahun 2021. Bahkan banyak capaian prestasi lainnya pada project area perusahaan dalam mengembangkan energi di bidang industri dan konstruksi pembangunan,” kata Tang Ligou.
Tang Liguo juga menyampaikan terima kasih kepada PT KKIT dan Pemkot Kendari atas kepercayaan yang diberikan kepada perusahaannya. Pasalnya, perusahaannya telah memasuki pasar Indonesia sejak tahun 2005 dan mengembangkan proyek-proyek energi dan beberapa perusahaan yang bersifat komersial pengembangan smelter dan beberapa proyek lainnya.
“Kami harapkan melalui investasi ini dapat mengembangkan ekonomi di Kota Kendari. Kemitraan ini bisa menjadi kebanggaan Kota Kendari, selain itu juga akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tenggara,” pungkasnya. (ATN)
Discussion about this post