ASIATODAY.ID, JAKARTA – Wilayah Kerja Cepu yang dikelola oleh ExxonMobil Cepu Ltd., berkontribusi besar terhadap penerimaan negara Indonesia senilai Rp249 triliun. Secara kumulatif produksi blok Cepu juga telah mencapai 500 juta barel.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menjelaskan, capain tersebut telah melebihi komitmen target plan of development (POD) yang ditetapkan di awal, yakni sebesar 450 juta barel minyak (MMBO).
Di samping itu, produksi 500 juta barel minyak dari WK Cepu itu juga memberikan penerimaan negara sebesar empat kali lipat dibandingkan dengan nilai investasinya.
“Sejak 2008, dengan total investasi sekitar Rp57 triliun, WK Cepu telah memproduksi 500 juta barel minyak mentah dan berkontribusi lebih dari Rp249 triliun bagi pendapatan negara dalam bentuk minyak mentah dan pajak,” ujar Dwi seperti dikutip dalam keterangan resminya, Kamis (7/10/2021).
Berdasarkan kajian teknis yang dilakukan, cadangan Lapangan Banyu Urip juga meningkat menjadi 940 MMBO, atau dua kali lipat dari POD awal sebesar 450 MMBO.
Dwi mengatakan bahwa peningkatan itu memberikan manfaat besar bagi penerimaan negara yang optimal, serta multiplier effect bagi perekonomian lokal.
Dia menjelaskan, pada awal POD Banyu Urip, tingkat periode plateau diperkirakan berlangsung sekitar 2 tahun dengan tingkat produksi rata-rata tahunan sebesar 165.000 BOPD.
Sejak full facility dimulai pada Januari 2016, puncak produksi dapat dicapai selama lebih kurang 5 tahun di angka 185.000–225.000 BOPD, termasuk tambahan 10.000 BOPD dari Lapangan Kedung Keris sejak Desember 2019.
“Banyu Urip berada di puncak produksi selama 5 tahun, lebih lama 3 tahun dari yang diantisipasi semula. Kini lapangan tersebut mengalami penurunan reservoir secara alami karena karakter reservoir alami yang berlaku umum di seluruh dunia,” jelasnya.
Menurutnya, SKK Migas terus berupaya bersama EMCL untuk menjaga tingkat penurunan produksi yang terjadi.
Fasilitas WK Cepu sendiri dibangun oleh lima konsorsium yang dipimpin oleh perusahaan-perusahaan Indonesia. Lebih dari 460 perusahaan nasional dan lokal juga turut berpartisipasi dalam mendukung pengembangan dan operasi di WK tersebut.
Sementara itu, President ExxonMobil Indonesia Irtiza Sayyed mengatakan, keberhasilan Pengelolaan WK Cepu merupakan hasil kemitraan yang baik antara Kementerian ESDM, SKK Migas, ExxonMobil Cepu Limited, dan para mitra, yakni PT Pertamina EP Cepu dan BKS PI Blok Cepu.
“Pencapaian ini juga merupakan bukti dari kemampuan ExxonMobil dalam membuat desain proyek kelas dunia dengan operasi yang aman dan kredibel, pengelolaan reservoir yang sangat baik, serta manajemen operasi yang andal oleh tenaga kerja Indonesia berkelas dunia,” katanya. (ATN)
Discussion about this post