ASIATODAY.ID, JAKARTA – HSBC Holdings plc (HSBC) dan Temasek sepakat berkolaborasi untuk membentuk platform pembiayaan yang khusus menargetkan proyek infrastruktur berkelanjutan dengan fokus awal di Asia Tenggara (ASEAN).
Terobosan ini sebagai bagian dari upaya mereka untuk mengurangi dampak perubahan iklim di kawasan.
Saat ini, Asia mengalami kesenjangan yang sangat signifikan dalam hal pembiayaan untuk proyek-proyek infrastruktur berkelanjutan yang dibutuhkan untuk mengatasi tantangan dan peluang akibat perubahan iklim.
Banyak proyek-proyek infrastruktur yang mengalami hambatan dalam hal pembiayaan. Padahal, permodalan dari sektor swasta dapat memainkan peranan strategis dalam menjembatani kesenjangan ini.
Sebagian besar dari portofolio platform pembiayaan ini akan menargetkan proyek-proyek infrastruktur berkelanjutan yang sulit mendapatkan pembiayaan, memberikan tenaga ahli pengembangan proyek, pendampingan teknis, serta solusi pembiayaan campuran jika dibutuhkan.
Platform ini bertujuan untuk menjadi katalisator arus permodalan kepada sektor infrastruktur, dengan memberikan berbagai solusi pembiayaan untuk mendorong proyek-proyek yang selama ini sulit mendapatkan pembiayaan dan membentuk tradeable asset class, serta mendorong investor swasta dan institusi.
HSBC dan Temasek akan menanamkan investasi senilai US$150 juta dalam bentuk equity untuk mendanai pinjaman, dan bekerja sama dengan mitra strategis platform ini di tahap awal. Ambisi jangka panjang platform ini adalah untuk membangun pipeline proyek yang dapat dikembangkan, dan menargetkan untuk memberikan senilai lebih dari US$1 miliar dalam 5 tahun kedepan.
The Asian Development Bank (ADB) dan Clifford Capital Holdings (CCH) akan mendukung platform ini sebagai mitra strategis. ADB akan memberikan pendampingan teknis kepada platform ini, yang meliputi tenaga ahli pendampingan teknis dan pengembangan proyek. Sementara itu CCH akan memberikan tenaga ahli pembiayaan proyek serta dukungan mid dan back office bagi platform ini.
“Kemitraan yang inovatif ini bertujuan untuk mengatasi hambatan terbesar dalam membiayai infrastruktur berkelanjutan yang sangat dibutuhkan. Sektor swasta dan publik tidak dapat mengatasi kesenjangan ini sendiri,” ujar Noel Quinn, Group Chief Executive of HSBC melalui keterangan tertulisnya, Kamis (30/9/2021).
Dengan menggandeng Temasek, Asian Development Bank dan Clifford Capital, HSBC dapat memberikan berbagai solusi pembiayaan dalam nilai yang signifikan bagi proyek di Asia Tenggara yang selama ini tidak dapat dibiayai. Kolaborasi sangat penting dalam perang melawan perubahan iklim, dan kemitraan ini memberikan model yang berdampak luas yang dapat diikuti institusi lainnya.
Sementara itu, Dilhan Pillay, Chief Executive Officer of Temasek International menambahkan, “Sebagai investor yang berkomitmen pada keberlanjutan, kami selalu mencari solusi inovatif untuk mengatasi kebutuhan infrastruktur yang penting. Terutama di kawasan yang berkembang seperti di Asia, yang dapat mendorong transisi menuju net-zero,”.
“Pembiayaan dari sektor publik sendiri tidak dapat memenuhi besarnya kebutuhan untuk mengatasi dampak perubahan iklim dan transisi di Asia Tenggara. Dengan kemitraan ini, kami dapat mengkatalisasi pendanaan kami, memperluas dampak dan skala untuk memenuhi peluang yang ada. Kemitraan seperti ini menunjukkan komitmen Temasek dalam mengembangkan solusi yang berkelanjutan, dan menekankan pentingnya kita semua untuk segera mengambil langkah nyata dalam bertransisi menuju net zero,” terangnya.
Platform ini juga akan mengadopsi praktek-prakter ESG terbaik, yang meliputi FAST-Infra Sustainable Infrastructure Label dan konsiten dengan prinsip kehati-hatian yang diadopsi institusi keuangan internasional. Platform ini juga kan mengukur dampak terhadap keberlanjutan dari pembiayaan yang diberikan.
“Platform ini akan menargetkan proyek-proyek energi terbarukan dan energy storage, pengelolaan pengairan dan limbah, serta transportasi yang berkelanjutan untuk memenuhi target penurunan emisi karbon dan membangun ketahanan untuk mengurangi dampak perubahan iklim.” imbuhnya.
Berlokasi di Singapura, platform ini bertujuan untuk mengumpulkan tenaga ahli keuangan dan konektivitas untuk mengembangkan infrastruktur berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara. (ATN)
Discussion about this post