ASIATODAY.ID, HONG KONG – Publik di China geger menyusul pengumuman International Union for Consevation of Nature (IUCN) yang menyatakan punahnya speies Paddlefish China dan Sturgeon Yangtze.
Hal itu menjadi trending di media sosial China yang mendesak lebih banyak perlindungan lingkungan pada Jumat (22/7/2022).
Daftar spesies terancam terbaru IUCN, yang diterbitkan di situs webnya pada hari Kamis, menunjukkan bahwa 100 persen dari 26 spesies sturgeon yang tersisa di dunia sekarang terancam punah, naik dari 85 persen pada 2009.
“Penilaian didasarkan pada perhitungan baru yang menunjukkan penurunan mereka selama tiga generasi terakhir menjadi lebih curam dari yang diperkirakan sebelumnya,” kata kelompok konservasi itu, seraya menambahkan bahwa penilaian ulang juga mengkonfirmasi kepunahan Paddlefish China.
Baik Paddlefish China dan Sturgeon Yangtze adalah spesies umum di lembah sungai Yangzte yang telah terganggu oleh lalu lintas pelayaran yang padat, penangkapan ikan yang berlebihan, dan polusi air.
Topik itu adalah salah satu yang paling banyak dibahas di Weibo China, platform media sosial yang mirip dengan Twitter, pada hari Jumat.
“Populasi biologis yang hidup selama 150 juta tahun telah punah oleh peradaban modern? Saya ingin bertanya, Di mana peradaban kita?” kata salah satu pengguna bernama Snow Mountain.
Paddlefish China adalah salah satu spesies ikan air tawar terbesar di dunia dan bisa tumbuh hingga 7 meter panjangnya.
IUCN pertama kali mendeklarasikannya “sangat terancam punah” pada tahun 1996.
Sturgeon Yangzte, yang dapat tumbuh hingga 8 meter, sangat sensitif terhadap peningkatan kebisingan di sungai. Dagingnya dianggap sebagai makanan lezat di China dan juga dipancing sebagai sumber kaviar.
China telah memiliki program penangkaran untuk ikan sturgeon tetapi belum berhasil memeliharanya di alam liar.
China juga menerapkan larangan penangkapan ikan di beberapa bagian sungai Yangzte pada tahun 2021. (ATN)
Discussion about this post