ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia terus bergerak untuk membangkitkan industri pariwisata yang sempat terpukul akibat pandemi global Covid-19. Salah satu yang sedang dihidupkan yakni sektor pariwisata bahari.
Selain domestik, pariwisata Bahari Indonesia juga dipandang mampu menjaring wisatawan global.
Pengembangan sektor pariwisata Bahari ini tidak semata hanya bertumpu pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf), namun kolaborasi dibutuhkan dari berbagai stakeholder, termasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenkomarves).
Menteri KKP Trenggono menjelaskan, dari hasil survey tim KKP di lapangan, banyak spot wisata bahari yang belum tereksplorasi padahal punya keunikan tersendiri yang berpotensi menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara. Selain keunikan dan keindahan di bawah laut, ada juga kawasan pesisir dan hutan mangrove yang memiliki potensi serupa.
“Salah satunya ada taman nasional perairan bawah laut Sawu, taman wisata perairan pulau Gili Air, Gili Meno, Gili Trawangan, dan seterusnya sampai Laut Banda. Yang menarik ada juga namanya potensi wisata Paus. Kemudian juga di Labuan Jambu (Sumbawa), Gorontalo, dan Probolinggo. Ini wisata bawah laut,” jelas Trenggono melalui keterangan tertulisnya, Jumat (8/1/2021).
Menurutnya, pemanfaatan kawasan laut maupun pesisir sebagai destinasi wisata Bahari harus dibarengi dengan regulasi dan pengawasan ketat supaya ekosistem dan kelestarian lingkungan tetap terjaga.
“Kami siap bekerja sama dan mendukung di wilayah-wilayah itu untuk kemudian kita jaga, kita regulasi bahwa wilayah itu tidak boleh dilakukan kegiatan lain selain untuk kepentingan pariwisata,” terangnya.
Sementara itu, Menteri Parekraf Sandiaga Uno menyambut baik dukungan dari KKP untuk bangkitnya sektor pariwisata Indonesia. Selain itu, dia mengusulkan agar kapal-kapal sitaan hasil operasi illegal-fishing dapat mendukung bergeraknya pariwisata bahari Indonesia. (ATN)
Discussion about this post