ASIATODAY.ID, TOKYO – Bank sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ) memutuskan untuk tidak mengubah kebijakan moneter ultra mudah mereka, meski kenaikan pajak konsumsi pada Oktober silam membebani aktivitas ekonomi.
Langkah itu diambil BoJ dengan harapan memberi katalis positif terhadap aktivitas perekonomian di masa mendatang.
Setelah pertemuan penetapan kebijakan dua hari, Dewan Kebijakan BoJ memutuskan untuk mempertahankan suku bunga jangka pendek bank di minus 0,1 persen dan membimbing suku bunga jangka panjang menjadi sekitar nol persen. BoJ pada akhir pertemuannya juga memutuskan untuk melanjutkan program pembelian aset yang masif.
Melansir Xinhua, Sabtu (21/12/2019), BoJ memutuskan untuk tidak mengubah arah kebijakan moneter usai dirilisnya survei Tankan BoJ yang menunjukkan bahwa sentimen di antara produsen besar telah memburuk untuk kuartal keempat berturut-turut ke level terendah tujuh tahun. BoJ tetap yakin dengan sikap kebijakan moneternya.
Indeks sentimen berdiri di angka nol pada periode pelaporan, turun dari pembacaan sebelumnya yang tercatat positif lima pada September, survei BoJ menunjukkan. Kondisi tersebut jauh di bawah ekspektasi pasar secara rata-rata yang meramalkan angkanya mencapai level tiga.
Indeks mencerminkan persentase perusahaan yang melaporkan kondisi bisnis yang menguntungkan dikurangi persentase dari mereka yang melaporkan kondisi yang tidak menguntungkan Survei Tankan BoJ dianggap sebagai indikator utama kesehatan ekonomi Jepang dan berfungsi sebagai panduan bagi BoJ mengenai arah kebijakan moneter masa depannya.
Namun, BoJ justru mempertahankan suku bunga acuannya di tengah merosotnya sentimen di perusahaan-perusahaan besar dan dampak dari kenaikan pajak konsumsi dari delapan menjadi 10 persen pada Oktober. Kondisi itu akhirnya membebani permintaan konsumen dan bisnis, serta impor, menurut angka terbaru dari Kementerian Keuangan.
Langkah BoJ untuk tidak membuka pelonggaran tambahan juga sejalan dengan kebijakan Federal Reserve AS dan bank sentral Eropa. Keduanya mempertahankan suku bunga acuan mereka pada minggu lalu guna meredakan kekhawatiran tentang prospek ekonomi global.
“Ekonomi Jepang telah berada pada tren ekspansi yang moderat meskipun ada beberapa indikasi pelemahan dalam ekspor, produksi, dan sentimen bisnis negara itu menyusul serangkaian bencana alam dan juga karena permintaan yang melambat dari ekonomi luar negeri,” kata BoJ dalam sebuah pernyataan. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post