ASIATODAY.ID, BERLIN – Jerman akan memperluas kehadiran militernya di Indo Pasifik untuk meredam ambisi China di kawasan tersebut.
Menteri Pertahanan Jerman mengatakan, akan mengirim lebih banyak kapal perang dan bergabung dalam latihan dengan sekutunya di kawasan tersebut.
Jerman bergabung dengan negara-negara Barat lainnya dalam menunjukkan lebih banyak kekuatan di kawasan itu di tengah meningkatnya kekhawatiran atas ambisi teritorial Beijing.
Tahun lalu, Berlin mengirim kapal perang pertamanya dalam hampir 20 tahun ke perairan yang disengketakan di Laut China Selatan. Bulan ini, mereka akan mengirim 13 pesawat militer ke latihan bersama di Australia.
Menteri Pertahanan Jerman Jenderal Eberhard Zorn mengatakan, Bundeswehr berencana mengirim pasukan untuk berpartisipasi dalam latihan di Australia tahun depan. Sementara itu, angkatan laut akan mengirim armada beberapa kapal lagi ke wilayah tersebut pada 2024.
“Inilah cara kami ingin mengkonsolidasikan kehadiran kami di kawasan itu,” kata Zorn, dilansir dari CNA, Kamis (1/9/2022).
Jerman secara historis lebih pemalu dalam kebijakan keamanannya daripada sekutunya karena perannya dalam dua perang dunia. Mereka lebih fokus pada perdagangan dalam hubungan internasionalnya.
Tetapi mitra dalam beberapa tahun terakhir meminta Jerman untuk menunjukkan lebih banyak kepemimpinan, sesuai dengan kekuatannya sebagai ekonomi terbesar dan negara terpadat di Eropa.
Pada 2020, Berlin menerbitkan strategi Indo Pasifik baru dengan fokus pada penguatan aliansi dengan demokrasi di kawasan, menandai titik balik.
Kemudian Kanselir Jerman Olaf Scholz pada bulan Februari menjanjikan kenaikan dramatis dalam pengeluaran militer setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Ketegangan di Indo Pasifik semakin tinggi saat ini setelah China melakukan latihan militer terbesarnya di sekitar Taiwan yang diperintah secara demokratis, yang diklaimnya sebagai wilayahnya sendiri, pada awal Agustus.
Ditanya apakah Jerman mungkin mengirim kapal perang yang berlayar melalui Selat Taiwan seperti halnya Amerika Serikat, Zorn mengatakan itu adalah masalah sensitif yang diputuskan di tingkat politik tertinggi.
“Kami tidak ingin memprovokasi siapa pun dengan kehadiran kami, melainkan mengirim tanda solidaritas yang kuat dengan sekutu kami,” katanya.
“Kami mendukung kebebasan navigasi dan menjaga norma-norma internasional,” sambung dia.
Zorn mengatakan kekuatan militer China pernah berada di jumlah tentaranya. Namun, sekarang angkatan bersenjatanya juga diperlengkapi dengan baik secara teknologi.
“Kami mengamati penumpukan besar pasukan China,” pungkasnya. (ATN)
Discussion about this post