• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Joe Biden Akan Rangkul China Atasi Perubahan Iklim Global

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
December 20, 2020
in Sains & Lingkungan
3 min read
0
Biden akan Tata Ulang Ekonomi AS di Kawasan Asia Pasifik

Presiden AS Terpilih, Joe Biden. Ist

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS
62 / 100
Powered by Rank Math SEO

ASIATODAY.ID, BEIJING – Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan bahwa tiga dari empat prioritas presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden dapat membuka ruang kerja sama antara AS dan China.

Dari berbagai kemungkinan kerja sama, Wang mendorong adanya kolaborasi antara AS dan China dalam meredam penyebaran Covid-19 dan mengatasi perubahan iklim global (climate change).

“Tugas paling mendesak saat ini adalah bersama-sama memerangi pandemi,” kata Wang dalam sebuah acara virtual yang digelar oleh Asia Society yang berbasis di AS, dikutip Minggu (20/12/2020).

RelatedPosts

Mencari Inovator SDGs, SEED Awards 2021 Kembali Digelar

Ilmuwan Temukan Kembali Fosil Cumi-cumi Vampir Berusia 30 Juta Tahun

Indonesia Wakili Asia di Forum FAO CFI, Berbagi Pengalaman Implementasi EAFM

Picu Kontroversi, Konglomerat India akan Bangun Kebun Binatang Terbesar di dunia

CDP Dorong Perbankan di Asia Tenggara Jadi Pioner Perubahan Iklim dan Hutan

Wang mengatakan dua area lainnya yang dapat digarap bersama-sama oleh AS dan China adalah pemulihan ekonomi dan perubahan iklim. Hal ini dimungkinkan, lanjut Wang, karena Biden berulang kali menekankan dua isu tersebut semasa kampanyenya.

Di bawah kepemimpinan Presiden AS Donald Trump, yang akan mengakhiri masa jabatannya pada Januari tahun depan, hubungan bilateral AS dan China merosot drastis dari sebelumnya di era Barack Obama.

“Hubungan China-AS terus menurun, bahkan hingga ke level terendah sejak terjalinnya hubungan diplomatik 41 tahun lalu. Hal ini tentu tidak membantu di saat upaya global dibutuhkan dalam menghadapi berbagai kesulitan,” tutur Wang, dilansir dari laman Yeni Safak pada Sabtu, 19 Desember 2020.

“Konfrontasi antara China dan AS dapat berujung bencana bagi kemanusiaan,” sambungnya.

Ia menyarankan agar China dan AS fokus terhadap “kerja sama, mengatasi berbagai perbedaan, serta membangun kembali kepercayaan melalui dialog.” Ia berkukuh bahwa kemajuan dalam hubungan bilateral antara AS dan China harus dimulai dari sikap saling menghormati.

Menurut Wang, 2020 mungkin telah menjadi tahun terjadinya “kerusakan terparah dalam hubungan internasional,” yang dipengaruhi faktor intervensi asing terhadap urusan dalam negeri dan juga penggunaan sanksi.

Mengecam sikap proteksionisme, Wang mendorong AS dan juga negara-negara lain untuk mengedepankan kerja sama.

“China mengikuti kebijakan luar negeri independen berdasarkan lima prinsip hidup damai secara berdampingan. Kami tidak berniat berkompetisi untuk hegemoni,” sebut Wang.

“Kami tidak mengekspor sistem atau model pemerintahan kami, dan kami juga tidak berusaha memperluas pengaruh (di negara-negara lain),” sambungnya.

Wang menekankan bahwa fokus China adalah “pembangunan negara dengan kerja sama saling menguntungkan” dengan negara-negara lain.

Biden Umumkan Tim Penanganan Perubahan Iklim

Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan tim lingkungan hidup, yang disebutnya akan menjalankan “rencana ambisius” dalam memerangi perubahan iklim.

Perubahan iklim merupakan satu dari sejumlah prioritas Biden, yang bertolak belakang dari kebijakan petahana Donald Trump.

“Tidak boleh ada waktu yang terbuang percuma,” ucap Biden saat mengumumkan tim penanganan perubahan iklim.

Jika dikonfirmasi Senat AS, tim iklim Biden akan meliputi pria kulit hitam pertama di Agensi Perlindungan Lingkungan (EPA), dan suku asli Amerika di jajaran kabinet.

Biden, yang akan dilantik sebagai presiden AS pada 20 Januari, telah berjanji akan menunjuk tokoh dari berbagai etnis yang merefleksikan keberagaman di AS.

“Kita sedang berada di dalam krisis. Kita perlu bersatu dalam merespons covid-19, dan kita juga harus memperlihatkan respons nasional dalam menghadapi perubahan iklim,” tegas Biden, dikutip dari laman  BBC pada Minggu (20/12/2020).

Sejak masa kampanye, Biden bertekad mengubah sepenuhnya kebijakan iklim pemerintahan Trump. Ia berjanji akan kembali bergabung dengan Perjanjian Iklim Paris 2015, usai Trump menarik diri dari kesepakatan tersebut.

Mengenai tim penanganan perubahan iklim, Biden menyebut semua anggotanya adalah tokoh-tokoh “brilian, kompeten, dan teruji.”

Nominasi tim iklim Biden meliputi regulator lingkungan North Carolina, Michael Regan, yang akan menjadi pria Afrika Amerika pertama sebagai kepala EPA, dan Deb Haaland dari New Mexico yang akan menjadi suku asli Amerika pertama di posisi kepala Departemen Interior.

Pengacara lingkungan Brenda Mallory dinominasikan untuk menjalankan Dewan Kualitas Lingkungan. Jika dikonfirmasi, ia akan menjadi perempuan Afrika Amerika pertama di posisi tersebut.

Mantan Gubernur Michigan Jennifer Granholm diyakini akan dipilih Biden sebagai Menteri Energi. Bulan lalu, Biden menunjuk mantan menteri luar negeri Jihn Kerry sebagai utusan iklim AS.

Menurut keterangan tim transisi Biden, Kerry nantinya akan sepenuhnya didedikasikan dalam “memerangi perubahan iklim.” Kerry juga akan menjadi pejabat pertama AS terkait isu perubahan iklim yang duduk di jajaran Dewan Keamanan Nasional. (ATN)

Tags: Climate ChangePerubahan Iklim
Previous Post

Indonesia Ajak China Investasi di Danau Toba

Next Post

63 SPBU Pertamina Beralih ke Energi Surya

Related Posts

Potensi Dampak Finansial dari Risiko Terkait Hutan di Indonesia Capai USD10 Miliar
Sains & Lingkungan

CDP Dorong Perbankan di Asia Tenggara Jadi Pioner Perubahan Iklim dan Hutan

February 25, 2021
Misi Keberlanjutan Global, Ajinomoto Indonesia Kurangi 75 Ribu Ton CO2 pada 2028
Sains & Lingkungan

Misi Keberlanjutan Global, Ajinomoto Indonesia Kurangi 75 Ribu Ton CO2 pada 2028

February 25, 2021
Korban Tewas Akibat Terjangan Topan Phanfone Capai 41 Orang
News

Mitigasi Badai Tropis, Filipina Evakuasi Cepat Ribuan Penduduk

February 21, 2021
Suhu Dingin Ekstrem, Ribuan Penyu Terdampar di Pesisir Texas, AS
Sains & Lingkungan

Suhu Dingin Ekstrem, Ribuan Penyu Terdampar di Pesisir Texas, AS

February 19, 2021
Kota Tabuk di Arab Saudi Diselimuti Salju
News

Kota Tabuk di Arab Saudi Diselimuti Salju

February 19, 2021
Tekan Emisi Karbon, Indonesia Hadapi 5 Tantangan Besar
Sains & Lingkungan

Indonesia Alami 3 Kerugian Tidak Tingkatkan Target Penurunan Emisi

February 18, 2021
Next Post
Indonesia Pacu Pemasangan Satu Juta Panel Surya Atap

63 SPBU Pertamina Beralih ke Energi Surya

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • PDIP Siap Jadi Tuan Rumah Dialog Partai Politik se-Asia Afrika
  • Indonesia Tenggelamkan 10 Kapal Vietnam dan Malaysia Pelaku Illegal Fishing
  • HID Global Pimpin Pasar dalam Laporan Solusi Autentikasi KuppingerCole
  • Disney Gandeng Seniman Indonesia Eksplorasi Budaya Asia Tenggara dalam Film Animasi
  • ASEAN Sepakat Bergerak Bersama Pulihkan Ekonomi Kawasan
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.