ASIATODAY.ID, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin kembali melakukan pembicaraan bilateral pada Kamis (3/11/2022) melalui sambungan telepon.
Ketiga Kepala Negara itu membahas mengenai kesepakatan koridor gandum Laut Hitam (Black Sea Grain Initiative).
“Saya berbicara dengan Presiden Zelenskyy dari Ukraina tentang situasi di Ukraina dan Black Sea Grain Initiative pada Kamis (3/11/2022),” ujar Jokowi dikutip melalui keterangan tertulis, Jumat (4/11/2022).
Selain Zelensky, Jokowi juga berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, di mana Jokowi menyambut keputusan Rusia bergabung dengan kesepakatan koridor gandum Laut Hitam.
“Berbincang dengan Presiden Putin dan membahas tentang Black Sea Grain Initiative. Menyambut keputusan Rusia untuk bergabung kembali,” ujarnya.
Sementara itu, Zelensky turut mengaku telah berbicara via telepon dengan Presiden Indonesia tersebut.
Zelensky mengatakan bersama Jokowi, keduanya banyak membahas soal jaminan pasokan pangan terutama gandum yang bermasalah sejak invasi Rusia ke Ukraina berlangsung. Tidak hanya itu, Zelensky mengaku turut membahas soal persiapan KTT G20 di Bali 15-16 November mendatang bersama Jokowi. “Saya berbincang dengan Presiden Indonesia Jokowi. Kami membahas pentingnya melanjutkan Black Sea Grain Initiative. Ukraina siap untuk terus menjadi penjamin ketahanan pangan global. Perhatian juga diberikan pada persiapan KTT G20,” kata Zelensky.
Rusia sebelumnya sempat menangguhkan partisipasinya dalam inisiatif tersebut. Amerika Serikat (AS) pun menyesalkan keputusan tersebut.
“Kami mendesak semua pihak untuk menjaga Inisiatif yang penting dan menyelamatkan jiwa ini tetap berfungsi,” ujar Menlu AS Anthony Blinken dalam keterangan resminya, Sabtu pekan lalu.
Menurutnya, Black Sea Grain Initiative berhasil mendistribusikan lebih dari 9 juta metrik ton makanan dan menurunkan harga di pangan seluruh dunia. Hal ini pun menjadi sangat penting bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
“Kami mendesak Pemerintah Rusia untuk melanjutkan partisipasinya dalam Inisiatif, sepenuhnya mematuhi pengaturan, dan bekerja untuk memastikan bahwa orang-orang di seluruh dunia terus dapat menerima manfaat yang difasilitasi oleh Inisiatif,” ujar Blinken. (ATN)
Discussion about this post