ASIATODAY.ID, KERMAN – Ribuan hingga jutaan orang berjubel saat pemakaman
jenderal Qassem Soleimani di Kerman, Iran, Selasa 7 Januari 2019.
Padatnya kerumunan manusia mengakibatkan 56 orang meninggal akibat terinjak-injak. Tragedi ini membuat penguburan jenazah Soleimani ditunda.

Penguburan di kota kelahiran Soleimani ini merupakan bagian akhir dari rangkaian prosesi pemakaman yang diikuti ribuan hingga jutaan warga Iran.
Seorang petugas koroner mengatakan kepada kantor berita ISNA bahwa jumlah korban tewas mencapai 56 orang, dengan 200 lainnya mengalami luka-luka. Video di media sosial Iran memperlihatkan sejumlah orang bergelimpangan di jalanan kota Kerman.
Media Iran kemudian melaporkan bahwa penguburan Soleimani dilanjutkan. Tayangan televisi Iran memperlihatkan peti mati berisi jenazah Soleimani yang hendak dimakamkan. Warga terlihat melempari berbagai kain ke arah peti tersebut sebagai bentuk penghormatan.
“Qassem Soleimani sekarang menjadi lebih kuat setelah dia meninggal,” ujar Mayor Jenderal Hossein Salami, salah satu petinggi Korps Garda Revolusioner Iran (IRGC) kepada warga di Kerman, melansir BBC.
Menjabat kepala Quds Force yang merupakan bagian dari IRGC, Soleimani dipandang banyak orang sebagai tokoh terkuat kedua di Teheran setelah Pemimpin Agung Ayatollah Ali Khamenei.
IRGC dibentuk untuk melindungi sistem keislaman di Iran, yang juga merupakan kekuatan politik serta militer utama di negara tersebut. Quds Force merupakan perpanjangan tangan dari IRGC untuk wilayah luar negeri.
Gugurnya Soleimani di tangan Amerika Serikat pada Jumat 3 Januari telah membuat ketegangan antara Iran dan AS kian menajam. Ketegangan juga berlangsung antara Irak dan AS, karena Soleimani terbunuh di wilayah Baghdad.
Menurut Presiden AS Donald Trump, Soleimani harus dibunuh karena tengah merencanakan serangan terhadap diplomat dan personel militer Washington di Irak. Ia juga menyebut kematian Soleimani diperlukan demi menghindari terjadinya perang terbuka. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post