ASIATODAY.ID, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony J. Blinken menegaskan komitmenn AS untuk terlibat lebih dalam di kawasan Indo Pasifik.
Blinken menegaskan hal itu saat menyampaikan pidatonya bertajuk “Indo Pasifik yang Bebas dan Terbuka”, di kampus Universitas Indonesia (UI), pada Selasa (14/12/2021).
Blinken mengungkapkan, Kawasan Indo Pasifik akan membentuk arah pergerakan dunia pada abad ke-21. Ini adalah kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Kawasan ini mencakup 60 persen perekonomian dunia dan dua pertiga dari seluruh pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir.
“Kawasan ini merupakan tempat tinggal bagi lebih dari setengah penduduk dunia, dan negara-negara dengan perekonomian maju di dunia,” ujarnya, dikutip dari siaran pers Kedubes AS di Jakarta, yang dimonitor Minggu (19/12/2021).
Dalam kesempatan itu, Blinken menegaskan 5 visi besar AS dalam kerjasama di Indo Pasifik.
Pertama, AS akan memajukan Indo Pasifik yang bebas dan terbuka di mana masalah akan ditangani secara terbuka, aturan akan ditegakkan secara transparan serta diterapkan secara adil, barang dan gagasan dan orang akan melintas dengan bebas – melalui daratan, dunia maya, dan laut lepas – dengan pemerintahan yang transparan dan tanggap terhadap rakyat.
“Kami mencari cara untuk mengatasi tantangan demokrasi dan hak asasi manusia bersama dengan para mitra kami – sebagai contoh melalui KTT Demokrasi baru-baru ini, yang menghasilkan komitmen, reformasi, serta prakarsa-prakarsa baru untuk membela demokrasi dan hak asasi manusia di dalam dan luar negeri,” ujarnya.
Terkait kudeta militer di Burma, Amerika Serikat telah menggalang koalisi internasional yang terus menekan rezim ini untuk menghentikan kekerasan, membebaskan semua yang ditahan secara tidak adil, mengizinkan akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan, serta mengembalikan arah Burma menuju demokrasi yang inklusif.
“Kami juga akan mempromosikan kebebasan dan keterbukaan dengan mempertahankan internet yang terbuka, dapat saling dioperasikan, andal, dan aman. Beberapa rezim pemerintahan saat ini sedang berupaya membatasi potensi Internet sebagai instrumen akuntabilitas, menjadikannya lebih tertutup, lebih retas, dan kurang aman.
“Pada saat yang sama, kami bekerja dengan para sekutu dan mitra kami untuk memastikan kawasan ini tetap terbuka dan dapat diakses oleh semua orang. Kami bertekad untuk memastikan kebebasan laut di Laut Cina Selatan, dan kami memiliki kepentingan abadi dalam perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” tegasnya .
Kedua, AS akan menjalin hubungan yang lebih kuat di dalam dan di luar kawasan Indo Pasifik. AS akan memperdalam perjanjian aliansinya dengan Australia, Jepang, Korea Selatan, Filipina, dan Thailand.
“Kami akan mendorong kerja sama yang lebih besar di antara para sekutu ini dan mencari cara untuk menyatukan sekutu kami bersama para mitra kami – seperti yang telah kami lakukan dengan Quad,” jelasnya.
Keterlibatan tingkat tinggi Pemerintahan di kawasan ini menunjukkan pentingnya Indo Pasifik bagi Amerika Serikat dan secara global.
Dua pemimpin asing pertama yang diterima oleh Presiden Biden di Amerika Serikat adalah dari Jepang dan Korea Selatan, dan bulan lalu dia bertemu dengan Presiden Joko Widodo dari Indonesia. Presiden Biden telah berpartisipasi dalam beberapa pertemuan puncak yang diadakan oleh badan-badan regional utama – Retret Informal Pemimpin APEC bulan Juli, Pertemuan Pemimpin Quad bulan Maret dan September, KTT AS-ASEAN bulan Oktober dan KTT Asia Timur, serta Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC bulan November. Wakil Presiden Harris juga mengunjungi Singapura dan Vietnam untuk memajukan hubungan dengan para mitra kunci kami dan mengatasi masalah seperti memperkuat ketahanan rantai pasokan utama.
“Sentralitas ASEAN adalah dasar dari arsitektur regional. Kami akan terus memperluas kemitraan strategis kami dengan ASEAN, karena ASEAN yang kuat dan independen sangat penting untuk mengatasi krisis yang mendesak serta tantangan jangka panjang. Selain itu, Presiden Biden akan mengundang para pemimpin ASEAN ke pertemuan puncak di Washington pada bulan-bulan mendatang,”.
“Kami juga memperkuat hubungan strategis kami dengan mitra regional lainnya, termasuk melalui Kemitraan Mekong-AS, seperti halnya kami mengaitkan hubungan kami di Indo Pasifik dengan sistem aliansi dan kemitraan tak tertandingi kami di luar kawasan ini, khususnya di Eropa,” paparnya.
Ketiga, AS akan mendorong kemakmuran yang berdampak luas. Amerika Serikat telah menyediakan lebih dari satu triliun dolar dalam investasi luar negeri langsung di Indo Pasifik, dan AS akan memenuhi permintaan dari kawasan ini untuk berbuat lebih banyak.
“Atas arahan Presiden Biden, kami mengembangkan Kerangka Kerja Ekonomi Indo Pasifik yang komprehensif yang akan mancapai tujuan bersama kami, termasuk yang berkaitan dengan fasilitasi perdagangan, ekonomi dan teknologi digital, rantai pasokan yang tangguh, dekarbonisasi dan energi bersih, infrastruktur, standar pekerja, serta prioritas-prioritas lainnya,”.
“Kami merancang aturan pertumbuhan ekonomi digital untuk membuka peluang bagi rakyat kami serta memastikan privasi data dan perlindungan keamanan yang kuat,” jelasnya.
Minggu ini, bersama dengan Australia dan Jepang, AS mengumumkan kemitraan dengan Negara Federasi Mikronesia, Kiribati, dan Nauru untuk membangun kabel bawah laut baru guna meningkatkan konektivitas internet ke negara-negara Pasifik ini.
“Kami juga bekerja sama dengan para mitra untuk menjadikan rantai pasokan kami lebih aman dan tangguh. Pandemi telah menunjukkan betapa rentannya rantai pasokan kami dan betapa merusaknya disrupsi yang terjadi, seperti kekurangan masker dan chip mikro, ditambah terjadinya penumpukan di pelabuhan,”.
“Sementara itu, kami akan menyediakan infrastruktur berkualitas dan berstandar tinggi yang dibutuhkan di kawasan ini. Build Back Better World, yang kami luncurkan bersama para mitra G7 pada bulan Juni, berkomitmen untuk mengerahkan ratusan miliar dolar dalam bentuk pembiayaan yang transparan dan berkelanjutan selama beberapa tahun mendatang,”.
Amerika Serikat juga mendukung kegiatan komersial yang berkelanjutan dan inklusif di seluruh kawasan ini. Forum Bisnis Indo Pasifik pada Oktober 2021, yang diselenggarakan bersama oleh Amerika Serikat dan India, mempertemukan lebih dari 2.300 pemimpin bisnis dan pemerintahan untuk mempromosikan perjanjian ekonomi dan menekankan proyek-proyek sektor swasta yang baru senilai hampir tujuh miliar dolar.
Keempat, AS akan membantu membangun Indo Pasifik yang lebih tangguh. Pandemi COVID-19 dan krisis iklim telah menggarisbawahi mendesaknya tugas ini.
Dari 300 juta dosis vaksin yang aman dan efektif yang Amerika Serikat telah distribusikan ke seluruh dunia, lebih dari 100 juta dosis telah dikirimkan ke Indo-Pasifik.
“Kami juga telah memberikan bantuan tambahan senilai lebih dari USD2,8 miliar ke kawasan ini untuk menyelamatkan nyawa dan mencakup semua hal mulai dari alat pelindung diri (APD) hingga oksigen medis untuk rumah sakit. Kami melakukannya secara gratis dan tanpa pamrih,”
“Saat kami memerangi virus ini, kami membangun kembali sistem kesehatan yang lebih baik di Indo Pasifik untuk mencegah, mendeteksi, dan menanggapi pandemi berikutnya. Di ASEAN saja, kami telah menginvestasikan lebih dari 3,5 miliar dolar untuk kesehatan masyarakat selama 20 tahun terakhir, dan kami telah mengumumkan rencana untuk menginvestasikan puluhan juta dolar lebih banyak lagi untuk mempercepat penelitian bersama, memperkuat sistem kesehatan, dan memberikan pelatihan untuk generasi muda profesional bidang kesehatan,”
Linen menjelaskan , AS juga telah menginvestasikan ratusan juta dolar lebih banyak lagi dalam proyek energi bersih dan ketahanan iklim di seluruh kawasan ini, menyediakan pekerjaan yang bersih dan ramah lingkungan di Amerika Serikat dan di seluruh Indo-Pasifik.
“AS juga bekerja dengan negara-negara di seluruh kawasan ini untuk membangun ketahanan terhadap ancaman krisis iklim yang sedang terjadi, serta mempercepat transisi kawasan ini menuju energi bersih,” imbuhnya.
Kelima, AS akan meningkatkan keamanan Indo Pasifik. Ancaman terus bergulir, dan pendekatan keamanan AS harus menyesuaikan dengan hal tersebut. Untuk melakukan itu, AS akan mengandalkan kekuatan terbesarnyai: aliansi dan kemitraannya.
“Amerika Serikat akan mengadopsi strategi “pencegahan terpadu” yang akan menyatukan semua instrumen kekuatan nasional kami secara lebih erat dengan kekuatan para sekutu dan mitra kami,”.
“Peningkatan kemitraan trilateral kami dengan Australia dan Inggris (AUKUS) adalah contoh utama. AUKUS akan memajukan kepentingan strategis kami, menegakkan tatanan internasional berdasarkan aturan, dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas di Indo Pasifik,” jelasnya.
“Presiden Biden memberi tahu Presiden Xi bahwa kami memiliki tanggung jawab bersama yang besar untuk memastikan bahwa persaingan di antara negara kami tidak mengarah kepada konflik. Diplomasi akan terus menjadi perangkat pilihan pertama kami dalam memenuhi tanggung jawab tersebut – memastikan agar potensi konflik di kawasan ini dapat diminimalkan, dikelola, dan pada akhirnya dicegah,”.
“Amerika Serikat menyadari bahwa sebagian besar masa depan dunia kita akan ditentukan di Indo Pasifik. Komitmen abadi kami untuk kawasan ini dan kolaborasi kami dengan para sekutu dan mitra kami akan membantu kami mencapai kawasan yang bebas dan terbuka, saling terhubung, sejahtera, tangguh, dan aman untuk semua,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post