ASIATODAY.ID, BANGKOK – Kehidupan malam di Thailand Kembali bergeliat menyusul rencana pemerintah mencabut pembatasan Covid-19.
“Pemerintah akan segera mengizinkan kelab malam, bar, dan karaoke untuk melanjutkan jam reguler mulai Juni,” kata seorang pejabat senior pada Jumat (20/5/2022).
Pembatasan terkait kehidupan malam adalah yang tersisa di negara, dengan kasus infeksi harian yang jumlahnya terus menurun.
Kehidupan malam Thailand adalah daya tarik utama bagi wisatawan, tetapi sebagian besar tempat hiburan telah ditutup atau menghadapi jam malam yang ketat sejak pandemi dimulai dan pembatasan, dengan beberapa bar terpaksa diubah menjadi restoran untuk tetap berbisnis.
Pemerintah Thailand berharap pelonggaran pembatasan terbaru akan membantu menghidupkan kembali sektor pariwisata negara Asia Tenggara yang babak belur.
Sektor pariwisata merupakan mesin pertumbuhan utama yang menyumbang sekitar 12 persen dari ekonomi sebelum pandemi. Thailand menargetkan 5 hingga 15 juta kedatangan tahun ini.
“Tempat hiburan, pub, panti pijat dan lainnya dapat dibuka hingga tengah malam setelah Juni,” kata Taweesin Visanuyothin, juru bicara gugus tugas Covid-19 pemerintah, dalam konferensi pers, dikutip CNA.
“Bisnis ini harus mengambil pendekatan pencegahan universal. Staf harus menerima dosis booster dan melakukan tes antigen setiap tujuh hari,” tambah Taweesin.
Mulai 1 Juni, Thailand juga akan mencabut persyaratan bagi traveler yang tidak divaksinasi untuk dikarantina.
“Mereka harus mengikuti tes pada saat kedatangan atau menunjukkan tes Covid-19 negatif sebelum keberangkatan,” katanya.
Dari Januari hingga pertengahan Mei, Thailand menerima 1,01 juta kedatangan. Ada 427.000 turis sepanjang tahun lalu.
Thailand mulai bulan Mei menghapus persyaratan bagi pendatang yang sudah divaksinasi untuk menjalani tes dan karantina singkat pada saat kedatangan. Hal itu merupakan langkah terbaru untuk menghidupkan kembali industri pariwisatanya yang babak belur.
Pengunjung didorong untuk melakukan self-test antigen selama mereka tinggal, alih-alih skema “Test & Go” saat ini, di mana mereka harus diisolasi di hotel sambil menunggu hasil tes pada saat kedatangan.
Langkah baru ini mengikuti penghapusan persyaratan tes pra-keberangkatan bulan lalu.
“Penyesuaian langkah-langkah ini akan berdampak untuk menarik penerimaan pariwisata,” Taweesin Visanuyothin, juru bicara gugus tugas Covid-19.
Pariwisata adalah pendorong penting ekonomi di Thailand, salah satu tujuan liburan paling populer di Asia, mewakili sekitar 12 persen dari produk domestik bruto sebelum pandemi, ketika jumlah pengunjung mencapai rekor tertinggi.
Meskipun Thailand melihat peningkatan dalam pariwisata, jumlahnya masih turun tajam dari level itu, dengan 210.800 kedatangan pada Maret, naik dari 6.700 pada periode yang sama tahun lalu, tetapi jauh di bawah rata-rata bulanan 3,3 juta pada 2019. (ATN)
Discussion about this post