ASIATODAY.ID, BOGOR – Cuaca panas yang melanda Indonesia, tidak hanya mengakibatkan kelangkaan air dan sawah-sawah petani mengalami kekeringan dan gagal panen.
Obyek wisata alam Curug Ciomas Tonjong atau yang lebih dikenal dengan Curug Green Canyon di Kampung Tonjong, Desa Cikutamani, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, juga ikut mengering. Kekeringan ini sudah terjadi sejak empat bulan terakhir, sejak musim kemarau melanda wilayah Bogor.
Kekeringan ini mengakibatkan, Green Canyon tak lagi dikunjungi wisatawan.
“Sejak kering begini, tidak ada lagi yang datang berkunjung,” terang Ketua Pengelola Curug Ciomas Tonjong, Warta Wijaya saat dihubungi, Rabu (28/8/2019).
Menurut Wijaya, kekeringan yang melanda Green Canyon merupakan yang terparah sejak dibukanya lokasi wisata tersebut pada 2014 lalu.
Dengan kejadian ini, denyut ekonomi disekitar lokasi wisata ikut terkena dampak. Aktivitas pedagang kecil tidak bergairah karena tidak ada lagi pengunjung.
“Warung-warung banyak yang berhenti jualan karena tidak ada pembeli,” jelasnya.
Untuk menghadapi kondisi ini, Jaya hanya bisa pasrah sambil berharap musim kemarau segera berlalu.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau akan terjadi pada bulan Agustus hingga September 2019 mendatang. Masyarakat pun diminta mengantisipasi bencana kekeringan yang sudah mulai terjadi di sejumlah daerah.
Di Jawa Barat sendiri, sejumlah daerah yang mulai mengalami kekeringan yakni, Sumedang, Bekasi, Karawang, dan Indramayu. Sedangkan di Jawa Tengah, terjadi di Karanganyar, Klaten, Magelang, Purworejo, Rembang, Semarang dan Wonogiri.
Adapun untuk wilayah DIY, terjadi kekeringan di Bantul, Gunung Kidul, Kulonprogo, dan Sleman. Sementara di Bali, terjadi di daerah Buleleng. Selanjutnya, daerah di NTB yang mengalami kekeringan yakni, Bima, Kota Bima, Lombok Timur, Sumbawa, dan Sumbawa Timur. (AT Network)
Discussion about this post