ASIATODAY.ID, VILNIUS – Kementerian Pertahanan Lithuania telah menganjurkan boikot ponsel Xiaomi dan Huawei dan menyerukan kepada calon konsumen tidak membeli ponsel buatan China yang baru.
Sebagaimana dilaporkan BBC, Rabu (22/9/2021), seruan diberikan setelah satu laporan oleh Pusat Keamanan Siber Nasional Lithuania menguji ponsel 5G dari pabrikan China. Peneliti mengidentifikasi satu ponsel Xiaomi memiliki alat sensor bawaan, sementara model Huawei lainnya rentan terhadap serangan siber.
Sebaliknya, Huawei menyatakan tidak ada data pengguna yang dikirim secara eksternal.
“Rekomendasi kami adalah untuk tidak membeli ponsel China baru, dan menyingkirkan yang sudah dibeli secepat mungkin,” kata Wakil Menteri Pertahanan Margiris Abukevicius.
“Ponsel unggulan Xiaomi Mi 10T 5G ditemukan memiliki perangkat lunak yang dapat mendeteksi dan menyensor istilah termasuk ‘Bebaskan Tibet’, ‘Hidup kemerdekaan Taiwan’ atau ‘gerakan demokrasi’,” kata laporan itu.
Penelitian juga menemukan perangkat Xiaomi mentransfer data penggunaan telepon terenkripsi ke peladen di Singapura.
“Ini penting tidak hanya untuk Lithuania tetapi untuk semua negara yang menggunakan peralatan Xiaomi,” kata Pusat Keamanan.
Pembuat smartphone Xiaomi telah melonjak popularitasnya dengan model yang terjangkau, melihat peningkatan pendapatan sebesar 64% pada kuartal kedua dibandingkan tahun sebelumnya.
Di sisi lain, laporan itu juga menyoroti cacat pada ponsel Huawei P40 5G, yang menempatkan pengguna pada risiko pelanggaran keamanan siber.
“Toko aplikasi resmi Huawei, AppGallery, mengarahkan pengguna ke toko elektronik pihak ketiga di mana beberapa aplikasi telah dinilai oleh program anti-virus sebagai berbahaya atau terinfeksi virus,” demikian pernyataan bersama Kementerian Pertahanan Lithuania dan Pusat Keamanan Siber Nasional Lithuania.
Kepada BBC, seorang juru bicara Huawei mengatakan perusahaan mematuhi undang-undang dan peraturan negara tempat ia beroperasi, dan memprioritaskan keamanan siber dan privasi.
“Data tidak pernah diproses di luar perangkat Huawei. AppGallery hanya mengumpulkan dan memproses data yang diperlukan untuk memungkinkan pelanggannya mencari, menginstal, dan mengelola aplikasi pihak ketiga, dengan cara yang sama seperti toko aplikasi lainnya,” dalihnya.
Huawei juga melakukan pemeriksaan keamanan untuk memastikan pengguna hanya mengunduh “aplikasi yang aman”.
Model 5G lebih lanjut oleh OnePlus juga diperiksa oleh tim, tetapi ternyata tidak ada masalah. Laporan itu muncul saat ketegangan antara Lithuania dan China meningkat.
Bulan lalu, China menuntut agar Lithuania memanggil pulang duta besarnya dari Beijing dan menyatakan akan menarik utusannya dari Vilnius. Perselisihan dimulai ketika Taiwan mengumumkan misinya di Lithuania akan disebut Kantor Perwakilan Taiwan. (ATN)
Discussion about this post