ASIATODAY.ID, JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Republik Indonesia KH Yahya Cholil Staquf atau akrab dipanggil Gus Yahya, dalam dua hari berturut-turut menerima kunjungan Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin dan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Ludmila Vorobieva.
Kedua Duta Besar tersebut membahas resolusi konflik Rusia-Ukraina.
Dalam pertemuan dengan Duta Besar Ukraina, Vasyl Hamianin pada Senin (7/3/2022), Gus Yahya menyampaikan keprihatinannya atas situasi di Ukraina saat ini.
Gus Yahya berharap Presiden Rusia Vladimir Putin bisa menghentikan ‘Operasi muter Khusus’ di Ukraina.
“Atas nama NU, saya menyeru kepada Rusia, kepada Presiden Putin, untuk menghentikan segera perang ini, gencatan senjata sekarang juga,” kata Gus Yahya dikutip dari laman NU Online.
“NU akan berusaha melakukan apapun untuk membantu,” tegasnya.
Selain itu, pihaknya juga mengajak masyarakat internasional untuk bersama-sama melakukan sesuatu agar perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina bisa segera dihentikan.
Sementara itu, Duta Besar Ukraina, Vasyl Hamianin menyebut bahwa invasi Rusia ke Ukraina yang terjadi sejak 24 Februari 2022 lalu merupakan bencana kemanusiaan dan tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun.
“Apa yang terjadi di Ukraina saat ini adalah bencana kemanusiaan,” kata Hamianin.
Oleh karena itu, ia berharap komunitas dunia bersatu untuk menghentikan invasi Rusia ke Ukraina demi terwujudnya perdamaian dan stabilitas keamanan dunia.
“Tidak ada yang bisa membenarkan perang, tidak ada yang bisa membenarkan pembunuhan warga sipil, tidak ada yang bisa membenarkan kejahatan terhadap kemanusiaan,” ujarnya.
“Itulah mengapa kami menyerukan kepada komunitas dunia, masyarakat, kepada media, kepada organisasi keagamaan, komunitas agama, untuk berdiri dan mengakhiri perang ini,” imbuhnya.
Sehari setelahnya, pada Selasa (8/3/2022), Duta Besar Rusia untuk Indonesia Ludmila Vorobieva juga berkunjung ke kantor PBNU.
Dalam pertemuan itu, Gus Yahya kembali menyerukan agar perang antara Rusia dan Ukraina bisa segera diakhiri.
“Kami berdua sepakat bahwa penyelesaian damai harus diperjuangkan dan kekerasan harus dihentikan sesegera mungkin,” tegas Gus Yahya.
Meski demikian, upaya perdamaian itu tetap harus mempertimbangkan banyak hal. Mengingat persoalan antara kedua negara itu cukup kompleks.
“Tapi jelas bahwa ada masalah-masalah kompleks yang harus diurus di sana,” kata pria kelahiran 1966 itu.
“NU siap melakukan apa saja yang bisa dilakukan yang mungkin bisa membantu ke arah perdamaian dan penyelesaian masalah,” ujarnya.
Sementara, Dubes Ludmila menyampaikan banyak terima kasih terhadap PBNU atas respons dan sikap yang telah diberikan.
Dia juga menyampaikan apresiasi kepada Nahdlatul Ulama (NU) yang selama ini telah banyak berkontribusi untuk mewujudkan perdamaian dunia.
“Kami mengapresiasi kepada Nahdlatul Ulama yang selama ini telah banyak berkontribusi untuk mewujudkan perdamaian dunia,” kata Ludmila. (ATN)
Discussion about this post