ASIATODAY.ID, STOCKHOLM – Kerusuhan Meletus di Swedia, imbas aksi pembakaran kitab suci Al-Quran yang dilakukan politikus sayap kanan bernama Rasmus Paludan.
Kepolisian Swedia telah menangkap 26 orang dalam rentetan kerusuhan di negeri itu.
Sejak aksi pembakaran beberapa hari lalu itu, gelombang unjuk rasa berujung bentrokan terus berlangsung di Swedia.
Dikutip dari AFP, Senin (18/4/2022), kelompok sayap kanan di Swedia berencana mengulang aksi kontroversial tersebut di beberapa lokasi.
Sepanjang akhir pekan kemarin, bentrokan terjadi antara polisi dan demonstran penentang aksi pembakaran Al-Quran di Swedia. Polisi menolak mencabut izin acara partai sayap kanan Stram Kurs karena bertentangan dengan kebebasan berpendapat yang dilindungi undang-undang.
Bentrokan juga terjadi antara massa penentang pembakaran dengan kelompok pendukung gerakan anti-Islam dan anti-imigrasi. Dalam bentrokan pada hari Minggu kemarin, tiga orang terluka usai polisi melepaskan tembakan peringatan.
Paludan, seorang politikus sayap kanan asal Denmark, saat ini sedang melakukan “tur” di Swedia. Pria yang juga berprofesi sebagai pengacara itu diketahui memiliki kewarganegaraan ganda, Denmark dan Swedia.
Beberapa hari lalu, Paludan sempat membakar Al-Quran di kota Linkoping. Selang beberapa waktu, tepatnya pada Sabtu kemarin, ia mengulangi aksinya di kota Malmo.
Sejak Kamis kemarin, bentrokan antara demonstran dan pengunjuk rasa tandingan berlangsung di Stockholm, Linkoping dan Norrkoping. Ketiga kota tersebut sudah atau akan dijadikan lokasi acara oleh Stram Kurs.
Memasuki Jumat malam, bentrokan terjadi lagi di kota Orebro menjelang rencana Stram Kurs untuk membakar Al-Quran di sana. Sebanyak 12 polisi terluka dan empat mobil petugas dibakar dalam kerusuhan.
Rekaman video dan serangkaian foto memperlihatkan kekacauan di Orebro. Sejumlah demonstran terlihat melemparkan batu dan objek lainnya ke arah polisi antihuru-hara.
Sejumlah negara mayoritas Muslim dan beberapa tokoh telah mengecam aksi Paludan.
Di Irak, Kementerian Luar Negeri di Baghdad memperingatkan bahwa aksi semacam itu dapat berdampak buruk terhadap “hubungan antara Swedia dan umat Muslim secara keseluruhan.”
Berbagai kecaman atas aksi pembakaran Al-Quran datang dari sejumlah negara seperti Indonesia, Arab Saudi dan Malaysia. (ATN)
Discussion about this post