ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pertemuan Jayapura International AIDS Conference (JIAC)/Konferensi Internasional AIDS Jayapura berakhir Sabtu sore (3/8/2019).
Hasilnya, konferensi itu merekomendasikan tujuh hal urgen.
Pertama, ARV adalah satu-satunya obat untuk mengendalikan HIV dalam tubuh manusia, obat-obatan dan ramuan direkomendasikan untuk suplemen saja.
Kedua, NGO harus diseleksi dengan baik agar programnya kontekstual.
Ketiga, libatkan masyarakat adat Papua untuk terlibat aktif dalam Pencegahan dan Penanggulangan HIV AIDS (P2HA).
Keempat, evaluasi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua.
Kelima, desentralisasi ARV wajib. Keenam, libatkan komunitas ODHA dalam Pencegahan dan Penanggulangan HIV AIDS (P2HA). Terakhir, aktifkan operasional kabupaten/kota di seluruh tanah Papua.
Jayapura International AIDS conference (JIAC)/konferensi internasional AIDS Jayapura berlangsung selama empat hari yakni sejak Rabu (30/7) hingga Sabtu (3/8) di salah satu hotel di Kota Jayapura.
“Kegiatan JIAC dari hari pertama sampai hari terakhir peserta kita yang hadir lebih dari 800 orang. Pembicara asing enam orang, pembicara nasional empat orang,” kata Ketua Panitia pelaksanaan konferensi Ni Nyoman Sri Antari di Jayapura, melalui keterangan resminya.
Konferensi ini mengusung tema Together to Figth HIV Toward 3 Zero (zero new HIV infection, zero AIDS related death, zero discrimination). (Lis)
,’;\;\’\’
Discussion about this post