ASIATODAY.ID, JAKARTA – Presiden Longview Global Advisors D.J. Peterson mengungkapkan, Taiwan akan menjadi pusat konfrontasi antara Amerika Serikat (AS) dan China tahun ini.
Situasi ini ‘menyandera’ negara-negara di Asia karena harus menghadapi risiko dan tantangan geopolitik yang tidak mudah. Kesulitan terbesar bagi negara-negara Asia adalah bagaimana menyikapi persaingan kepentingan antara AS dan China.
“Tantangan bagi Taiwan dan pemain regional pada 2022 adalah bagaimana negara menyeimbangkan kepentingan geopolitik, kepentingan perdagangan, teknologi dan kepentingan rantai pasokan dengan China, serta dengan Amerika Serikat,” kata Peterson dalam acara Streets Signs Asia sebagaimana dilansir CNBC International, pada Selasa (4/1/2022).
Menurut Peterson, Olimpiade Musim Dingin Beijing akan menjadi ujian pertama bagi China untuk membangun citra di panggung global, termasuk di depan mitra Asianya.
Peterson mengatakan, segala pergerakan Washington terkait dengan Taiwan akan dipandang negatif oleh Beijing.
“Itu adalah risiko tertinggi di Asia pada 2022. Jika Anda melihat hubungan antara Amerika Serikat dan China saat ini, itu benar-benar jenis hubungan ‘Perang Dingin 2’,” jelasnya.
Pada akhir tahun lalu, Presiden Joe Biden menandatangani beleid yang dikenal sebagai Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional (NDAA) untuk tahun fiskal 2022. Hal ini dianggap sebagai tanda keretakan hubungan kedua negara.
“Undang-undang NDAA yang ditandatangani baru-baru ini, memiliki beberapa ketentuan yang tidak disukai Beijing, termasuk tawaran ke Taiwan ini. Tawaran apapun oleh negara mana pun ke Taiwan dipandang tidak memberikan keuntungan apapun bagi Beijing – dan mereka merespons dengan sangat keras,” katanya.
China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari teritorialnya dengan menekan pula demokratis itu menerima aturan darinya. (ATN)
Discussion about this post