ASIATODAY.ID, GLASGOW – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) COP26 resmi dimulai di Glasgow, Skotlandia, Minggu (31/10/2021).
Seremoni pembukaan pertemuan perubahan iklim terbesar ini dimulai dengan sesi mengheningkan cipta selama 1 menit untuk korban pandemi Covid-19.
Setelahnya, presidensi COP diserahkan dari Carolina Schmidt, Menteri Lingkungan Hidup Chile yang merupakan Presiden COP25, ke Presiden COP26 Alok Sharma yang merupakan anggota parlemen Inggris.
Presidensi COP digilir di antara lima grup regional, yakni Afrika, Asia, Eropa Timur, Amerika Latin dan Karibia, serta Eropa Barat dan Lainnya. Kelompok “Lainnya” meliputi Australia, Kanada, Islandia, Selandia Baru, Norwegia, Swiss, dan Amerika Serikat.
Dalam pidato pembukaan COP26, Alok Sharma menyampaikan pesan optimisme.
“Kita tahu apa yang harus kita lakukan. Karena enam tahun lalu di Paris, kita berbagi tujuan bersama. Kita berkata bahwa kita akan melindungi masyarakat dan lingkungan hidup dari efek perubahan iklim,” ungkap Sharma, dilansir dari CNN.
“Kita dapat mendorong negosiasi ke arah depan, atau kita dapat meningkatkan ambisi-ambisi yang ada. Jadi, mari kita bersama-sama selama dua pekan ini untuk memastikan bahwa apa yang dijadikan di Paris dapat diwujudkan di Glasgow,” sambungnya, merujuk pada COP21 di ibu kota Prancis pada 2015.
Schmidt menggunakan kesempatan pidato penutup untuk menyampaikan pesan kepada para pemimpin G20, yang sebagian besarnya masih menghadiri KTT di Roma, Italia.
“Kesuksesan COP26 akan dinilai dalam tiga area: ambisi (pemangkasan emisi), finansial, dan aturan. Saya menyerukan kepada para pemimpin G20 untuk memenuhi komitmen kalian,” pungkas Schmidt.
Sementara itu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dipastikan hadir dalam KTT COP26. Mengenai isu iklim, Presiden Jokowi menegaskan Indonesia berkomitmen memenuhi target pengurangan emisi gas rumah kaca yang sudah tertuang dalam dokumen kontribusi nasional atau NDC. Indonesia akan memenuhinya sesuai Perjanjian Paris COP21.
“Indonesia memilih bekerja memenuhi komitmen. Komitmen NDC Indonesia sejauh ini sudah berada di track yang benar. Indonesia juga menargetkan net zero emission 2060 atau lebih awal dengan dukungan internasional,” kata Jokowi kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron di sela-sela KTT G20.
Jokowi berpendapat implementasi Perjanjian Paris penting dijalankan secara konsisten. Karena itu, Indonesia bakal memenuhinya. (ATN)
Discussion about this post