ASIATODAY.ID, BANGKOK – Perairan laut di Thailand menghadapi ancaman bencana ekologis akibat tercemar tumpahan minyak.
Saat ini, Otoritas Thailand berusaha keras mencegah tumpahan minyak agar tidak merusak ekosistem terumbu karang.
Kebocoran minyak dimulai pekan lalu yang berasal dari sebuah jaringan pipa bawah air di Teluk Thailand.
Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan Thailand Varawut Silpa-archa menekankan pentingnya mencegah tumpahan minyak agar tidak mencapai Pantai Ao Prao.
Pasalnya, wilayah tersebut merupakan teluk kecil di Koh Samet yang merupakan salah satu resor populer di Thailand.
“Jika minyak sampai ke daerah tersebut, pantai-pantainya bisa rusak, dan juga berpotensi merusak terumbu karang,” ucap Varawut dilansir dari Malay Mail, Minggu (30/1/2022).
Sebelum dikendalikan pihak berwenang, sekitar 50.000 liter minyak tumpah ke lautan, sekitar 20 kilometer dari garis pantai timur Thailand.
Pantai Mae Ramphueng di Provinsi Rayong dinyatakan sebagai daerah bencana setelah tumpahan minyak terpantau di area tersebut pada Jumat malam.
Citra satelit terbaru dari Badan Pengembangan Teknologi Geo-Informatika dan Antariksa (GISTDA) pemerintah memperlihatkan tumpahan minyak menyebar ke wilayah laut seluas 67 km persegi.
Sekitar 150 petugas Star Petroleum Refining dan 200 personel Angkatan Laut dikerahkan membersihkan pantai Thailand yang terkena tumpahan minyak.
Sebanyak 12 kapal AL Thailand dan tiga milik sipil beserta sejumlah pesawat dikerahkan membantu membendung tumpahan minyak.
“Kami dan pihak perusahaan masih bekerja keras di lautan dalam mengurangi jumlah tumpahan minyak dengan cara menyedotnya dan menyemprotkan cairan dispersant,” kata Laksamana Pertama Artorn Charapinyo, Deputi Komandan Komando AL Thailand. (ATN)
Discussion about this post