ASIATODAY.ID, KOLOMBO – Sri Lanka mulai menginvestigasi dugaan tindak kriminal setelah kapal MV X-Press Pearl terbakar.
Pasalnya, berton-ton limbah plastik mikro telah membanjiri pantai-pantai terkenal di negara Asia Selatan itu, salah satunya wilayah Negombo, destinasi wisata populer. Kondisi itu bahkan memaksa pelarangan penangkapan ikan dan memicu kekhawatiran akan kerusakan ekologi. Demikian laporan AFP, Minggu (30/5/2021).
Kapal kontainer MV X-Press Pearl yang terdaftar di Singapura terbakar hebat di lautan selama 11 hari saat menuju ke Kolombo dari negara bagian Gujarat, India.
“Sejumlah 25 awak, yang telah dievakuasi dari kapal, diinterogasi pada Senin (31/5) setelah pengaduan diajukan oleh Otoritas Perlindungan Lingkungan Laut Sri Lanka,” kata polisi.
Pekan lalu, otoritas setempat mengatakan mereka yakin kebakaran itu disebabkan oleh kebocoran asam nitrat yang telah diketahui kru sejak 11 Mei.
“Kapten dan awaknya berada di karantina, tetapi otoritas kesehatan telah memberi tahu kami bahwa kami dapat menanyai mereka mulai besok. Kami telah mengirimkan sampel air laut yang tercemar dan puing-puing yang terbakar dari kapal untuk laporan forensik,” ujar Ajith Rohana, juru bicara polisi, kepada kantor berita AFP.
Pihak berwenang dan operator kapal kontainer menyatakan api terus menyala, meski sudah dikendalikan. Pemilik kapal, X-Press Feeders, menyatakan lambung kapal tetap utuh dan tidak ada kerusakan pada tangki bahan bakarnya.
Menurut pejabat, sebagian besar kargo kapal, termasuk 25 ton asam nitrat, natrium hidroksida, pelumas, dan bahan kimia lainnya, tampaknya telah musnah dalam kebakaran tersebut.
Otoritas Perlindungan Laut Sri Lanka (MEPA) mengatakan sampah plastik dari kapal yang terbakar mungkin telah menyebabkan “polusi pantai terburuk dalam sejarah kita”, dan memperingatkan hal itu dapat menyebabkan kerusakan ekologis selama bertahun-tahun.
Nelayan telah dilarang berada di hamparan pantai sepanjang 80 kilometer, tempat butiran plastik terdampar.
Menteri Perikanan Kanchana Wijesekera mengatakan pemerintah akan memberi kompensasi kepada nelayan atas kerugian yang diperkirakan.
“Setidaknya 4.500 nelayan terkena dampak di resor memancing dan wisata Negombo,” kata pejabat dari gereja Katolik Roma di daerah itu pada Sabtu ketika mereka memohon bantuan keuangan.
Kepada AFP, pada Sabtu (29/5), Pastor Sujeewa Athukorale mengatakan bahwa ada juga kekhawatiran berkurangnya permintaan makanan laut dari daerah itu karena kekhawatiran akan kontaminasi. (ATN)
Discussion about this post