ASIATODAY.ID, KUALA LUMPUR – Gejolak politik di Malaysia kian memanas. Kubu oposisi Malaysia beramai-ramai mendatangi gedung parlemen di Kuala Lumpur dalam mendesak pengunduran diri Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, Senin (2/8/2021).
Aksi dilakukan usai pemerintah Malaysia menunda sesi parlemen untuk jangka waktu yang tidak ditentukan atas alasan pengendalian Covid-19.
Dengan diblokadenya jalan utama, para pejabat oposisi berkumpul di sebuah lapangan yang berjarak sekitar 1,6 kilometer dari gedung parlemen. Dari sana, mereka berjalan kaki sembari menyerukan yel-yel, “mundur, Muhyiddin,” dan “Muhyiddin seorang pengecut.”
Keamanan di pusat kota Kuala Lumpur diperketat beberapa jam sebelum kedatangan kubu oposisi. Polisi dengan peralatan antihuru-hara bersiaga penuh dan menambah jumlah blokade di beberapa titik menuju gedung parlemen.
“Kami berkumpul di sini untuk mengatakan bahwa jika dilihat dari jumlah anggota parlemen (pendukung), pemerintahan Muhyiddin sudah runtuh hari ini,” kata pemimpin oposisi Anwar Ibrahim, sebagaimana dilaporkan Hindustan Times.
Ia mengatakan beberapa partai telah mengungkapkan keinginan mereka untuk meninggalkan jajaran pemerintahan saat ini.
“Dengan 107 orang yang ada di sini, plus beberapa tambahan lainnya, pemerintahan (Muhyiddin) sudah runtuh,” ungkap Anwar, yang meminta agar acara perkumpulan hari ini dibubarkan karena polisi memblokade akses masuk ke gedung parlemen.
Parlemen Malaysia sempat menggelar sesi perdana di tahun 2021 pekan kemarin, namun dibekukan lagi tak lama setelahnya. Pembekuan dilakukan usai Raja Malaysia mengecam seorang menteri yang dinilai menyesatkan parlemen terkait aturan status darurat Covid-19.
Mosi Tidak Percaya
Hari Minggu kemarin, Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia menegaskan bahwa gedung parlemen berisiko tinggi menjadi lokasi penyebaran Covid-19 setelah munculnya beberapa kasus positif pekan kemarin.
Kubu oposisi, yang telah mengajukan mosi tidak percaya kepada PM Muhyiddin, mengatakan bahwa risiko penyebaran Covid-19 merupakan sebuah “alasan” untuk membekukan sesi parlemen pada Senin ini.
Sejumlah kelompok di Malaysia mengatakan bahwa sesi parlemen sebenarnya dapat tetap berlangsung selama ada penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Sesi pertemuan lima hari di gedung parlemen awalnya dijadwalkan berakhir Senin ini, namun tidak terlaksana karena sudah dibekukan. Jika sesi lima hari itu terlaksana, jajaran anggota parlemen berkesempatan untuk ‘menyerang’ PM Muhyiddin atas penanganan pandemi Covid-19 di seantero negeri.
Kemarahan publik terhadap PM Muhyiddin cenderung meningkat di tengah melonjaknya kasus harian Covid-19 hingga tiga kali lipat dalam beberapa hari terakhir, sejak status darurat pertama kali diterapkan di Negeri Jiran pada Januari lalu. (ATN)
Discussion about this post