ASIATODAY.ID, TOKYO – Saat Jepang bersikeras melanjutkan rencana pembuangan air limbah yang terkontaminasi nuklir dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang rusak ke Samudra Pasifik, penduduk setempat mengekspresikan kemarahan dan penolakan mereka.
Hari Sabtu (11/3) menandai 12 tahun pascagempa bermagnitudo 9,0 mengguncang wilayah timur laut Jepang. Tsunami yang terjadi setelahnya mengakibatkan kebocoran nuklir di PLTN Fukushima yang dioperasikan oleh Tokyo Electric Power Company (TEPCO), menimbulkan kecelakaan nuklir level-7, yang merupakan level tertinggi pada Skala Kejadian Nuklir dan Radiologis Internasional.
Di depan kantor pusat TEPCO di Tokyo, massa dalam jumlah besar berkumpul pada Sabtu pagi untuk menyampaikan penolakan keras mereka terhadap rencana pembuangan limbah tersebut.

“Saya sangat menentang pembuangan air limbah itu. Air limbah yang terkontaminasi nuklir harus disimpan di darat. Ada terlalu banyak unsur radioaktif di dalam airnya. Tidak mungkin pabrik TEPCO dapat sepenuhnya menghilangkan tritium. Pernyataan pemerintah tidak kredibel,” kata Makoto Yanagida, Aktivis Organisasi lingkungan Jepang Tanpoposya.
“Jika air limbah tersebut dibuang, saya rasa mayoritas warga Jepang tidak akan makan ikan (dari Fukushima). Industri akuakultur Fukushima terpukul hebat pascagempa bumi pada 11 Maret 2011. Keputusan membuang air limbah nuklir ke laut merupakan hal bodoh. Itu adalah kejahatan,” kata Jonny H, seorang musisi.
“Unsur-unsur radioaktif dalam air limbah nuklir akan kembali ke tubuh manusia melalui rantai makanan termasuk ganggang dan ikan, dan akan kembali merusak kesehatan manusia. Klaim perusahaan Anda bahwa tidak ada tempat untuk menyimpan air limbah tidak berdasar. Ini merupakan pelanggaran terhadap Konvensi Pencegahan Pencemaran Laut dengan Membuang Limbah dan Bahan Lain 1972,” kata Mukai, Anggota Sanya Labor Center.
“Lautan bersih dan rumah indah kita harus dikembalikan kepada kita. Jangan membuang air limbah nuklir (ke laut),” kata Toshiko Okada, Anggota kelompok warga.
Pemerintah Jepang mengatakan pada Januari bahwa mulai musim semi atau musim panas ini, lebih dari 1 juta ton air limbah radioaktif dari PLTN Fukushima yang rusak di wilayah timur laut Jepang akan dibuang ke Samudra Pasifik. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post