ASIATODAY.ID, JAKARTA – Korban jiwa terus berjatuhan dalam perang antara pasukan Israel dan Hamas. Mayat-mayat bergelimpangan di jalur gaza.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF) Letnan Kolonel Jonathan Conricus dalam pesan video terbaru, seperti dilansir AFP dan Al Jazeera, menyebut jumlah korban tewas akibat serangan Hamas bertambah menjadi sedikitnya 1.200 orang. Dia menyebut bahwa ‘mayoritas dari korban tewas’ adalah warga sipil.
Disebutkan juga bahwa lebih dari 2.700 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan Hamas.
Pernyataan Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, seperti dilansir Al Jazeera, menyebut lebih dari 900 orang tewas akibat gempuran Israel di wilayah tersebut. Angka itu mencakup 260 anak dan 230 wanita yang tewas.
Lebih dari 4.500 orang lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, mengalami luka-luka akibat serangan udara Israel.
Jumlah korban tewas semakin tinggi jika ditambah dengan 1.500 jasad militan Hamas, yang diklaim oleh militer Israel, ditemukan di wilayahnya setelah serangan mematikan terjadi pada Sabtu (7/10) waktu setempat. Klaim militer Israel ini belum ditanggapi oleh Hamas.
Jika ditotal, berarti lebih dari 3.000 orang sejauh ini tewas di Jalur Gaza dan Israel akibat konflik terbaru ini. Angka itu diperkirakan akan terus bertambah dengan perang masih berlangsung.
Merespon situasi ini, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menyerukan agar perang dan tindak kekerasan yang melibatkan pasukan Hamas dan Israel harus segera dihentikan.
“Indonesia mendesak agar perang dan tindakan kekerasan segera dihentikan untuk menghindari semakin bertambahnya korban manusia dan hancurnya harta benda,” kata Jokowi dalam video singkat Sekretariat Presiden, yang dimonitor Rabu (11/10/2023).
Jokowi melihat eskalasi konflik yang meningkat dapat menimbulkan dampak kemanusiaan yang besar.
Selain itu, Jokowi meminta jajarannya untuk mengambil tindakan guna perlindungan Warga Negara Indonesia di wilayah konflik.
“Saya minta Menteri Luar Negeri dan jajaran kementerian terkait segera mengambil tindakan cepat untuk melindungi WNI yang ada di wilayah konflik,” katanya.
Menurut Jokowi, akar konflik itu adalah perebutan wilayah, dimana wilayah Palestina diduduki oleh Israel.
“Akar konflik tersebut yaitu pendudukan wilayah Palestina oleh Israel harus segera diselesaikan sesuai dengan parameter yang sudah disepakati PBB,” Jelasnya.
Sejauh ini, Kementerian Luar Negeri sedang berupaya melakukan upaya evakuasi WNI di jalur Gaza Palestina. Pemerintah, melalui KBRI Amman, KBRI Beirut dan KBRI Kairo sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengevakuasi WNI yang berada di wilayah Palestina, khususnya 10 orang WNI yang berada di Jalur Gaza
Suara Keras Erdogan
Presiden Turkiye, Tayyip Erdogan, Selasa (10/10/2023), mengkritik keras aksi Amerika Serikat (AS) mengirim kapal induk USS Gerald R. Ford ke dekat Israel. Erdogan khawatir dengan pengiriman senjata canggih tersebut akan memicu pembantaian di Gaza.
Menyusul serangan mendadak yang dilakukan militan Hamas terhadap Israel pada hari Sabtu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan pada hari Minggu bahwa AS akan memindahkan kelompok penyerang kapal induk, termasuk USS Gerald R. Ford, lebih dekat ke Israel.
“Apa yang akan dilakukan kapal induk AS di dekat Israel, mengapa mereka datang? Apa yang akan dilakukan kapal-kapal dan pesawat-pesawat yang berada di dalamnya? Mereka akan menyerang Gaza dan sekitarnya, dan mengambil langkah-langkah untuk melakukan pembantaian serius di sana,” kata Erdogan dalam pernyataan bersama konferensi pers dengan Kanselir Austria Karl Nehammer di Ankara.
Diketahui kapal induk Gerald R. Ford merupakan milik Angkatan Laut Amerika Serikat yang digunakan untuk membawa sejumlah pesawat tempur. Kapal ini dapat mengangkut dua skuadron F-35C Joint Strike Fighters, dua skuadron F/A-18E Super Hornet, lima jet penyerang elektronik EA-18G Growler, empat pesawat peringatan dini E-2D Hawkeye, dan dua pesawat C-2 Greyhound carrier onboard delivery (COD). Selain itu, delapan helicopter MH-60S Seahawk, serta drone pengintai MQ-25 Stingray.
Untuk lepas landas, pesawat sayap tetap menggunakan teknologi EMALS (Electromagnetic Aircraft Launch System).
Erdogan sebelumnya mengatakan bahwa Turkiye siap menjadi penengah antara pasukan Israel dan Palestina untuk memastikan ketenangan. Konflik ini terjadi ketika Turkiye, yang pada masa lalu mendukung Palestina, menjadi tuan rumah bagi anggota Hamas, dan mendukung solusi dua negara terhadap konflik tersebut, berupaya memperbaiki hubungan dengan Israel setelah bertahun-tahun bermusuhan.
Genosida di Gaza
Utusan Palestina untuk PBB menuduh Israel melakukan kampanye ‘genosida’ terhadap Gaza. Utusan Palestina untuk PBB pada Selasa (10/10/2023), menggambarkan pengeboman Israel di Jalur Gaza dan bersumpah untuk melakukan pengepungan total terhadap daerah kantong Palestina yang dikuasai Hamas sebagai “tindakan genosida”.
Melansir CNA, militan Hamas melakukan serangan paling mematikan dalam sejarah Israel pada hari Sabtu (7/10/2023), ketika orang-orang bersenjata mengamuk di kota-kota Israel, menewaskan lebih dari 1.000 orang dan menyandera sejumlah orang ke Gaza. Israel membalas dengan serangan udara di Gaza yang telah menghancurkan seluruh distrik saat mereka bersiap menghadapi kemungkinan serangan darat.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menuai kecaman internasional dengan mengumumkan pada hari Senin (9/10/2023), “blokade total” untuk menghentikan makanan dan bahan bakar mencapai Gaza, rumah bagi 2,3 juta orang.
Gallant mengatakan Israel sedang memerangi “orang-orang yang kejam”.
“Dehumanisasi terang-terangan dan upaya mengebom masyarakat agar tunduk, menggunakan kelaparan sebagai metode peperangan, dan memberantas keberadaan nasional mereka adalah tindakan genosida,” tulis utusan Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, dalam suratnya kepada Dewan Keamanan PBB.
“Tindakan ini merupakan kejahatan perang,” tulisnya.
Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan mengatakan pada hari Selasa (10/10/2023), bahwa “konsep pengepungan bukanlah sesuatu yang sebenarnya akan dilakukan oleh pemerintah Israel”, dan menambahkan bahwa Washington sedang berbicara dengan pemerintah Israel “tentang tindakan mereka di Israel.”
Sullivan juga mengatakan Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Selasa (10/10/2023) membahas “perbedaan antara bersikap tegas terhadap teroris Hamas dan bagaimana membedakan antara teroris dan warga sipil yang tidak bersalah.
Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan pada hari Minggu (8/10/2023), menuduh Hamas melakukan kejahatan perang dan mengatakan sudah waktunya untuk “menghapus infrastruktur teror Hamas”, ketika 15 anggota Dewan Keamanan PBB bertemu secara tertutup mengenai konflik tersebut. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Senin (9/10/2023), mengatakan dia “sangat tertekan” dengan pengumuman Israel mengenai pengepungan total terhadap Gaza.
“Situasi kemanusiaan di Gaza sangat mengerikan sebelum adanya permusuhan ini, sekarang keadaannya hanya akan memburuk secara eksponensial,” kata Guterres. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post