ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia bersama ASEAN menandatangani implementasi hibah untuk repatriasi pengungsi Rohingya di Myanmar.
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi mengatakan langkah ini merupakan tindak lanjut dari komitmen RI untuk jadi bagian penyelesaian masalah di Rakhine State.
“Presiden Joko Widodo pada KTT ASEAN ke-35 bulan November lalu telah menegaskan kesiapan Indonesia untuk mendukung penyelesaian isu Rakhine State. Selain itu Presiden juga menegaskan perlunya ada kemajuan dalam persiapan repatriasi,” terang Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi setelah menyaksikan penandatanganan perjanjian tersebut di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri Jumat (20/12/2019).
Pemberian hibah merupakan perwujudan dari komitmen Indonesia untuk mendukung kerja dari AdHoc Support Team dalam memfasilitasi repatriasi pengungsi yang sukarela, aman dan bermartabat.
“Sesuai dengan kesepakatan dalam perjanjian tersebut, Pemerintah Indonesia akan memberikan senilai Rp7,5 miliar kepada Pemerintah Myanmar dan disalurkan serta dikelola oleh ASEAN Secretariat melalui Ad-Hoc Support Team,” tambah Menlu RI, sebagaimana keterangan tertulis Kemlu.
Penandatanganan pihak RI diwakili oleh Luky Alfirman, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan RI, dan pihak Sekretariat ASEAN diwakili oleh R.M. Michael Tene, Deputy Secretary General of ASEAN for Community and Corporate Affairs, dengan disaksikan langsung oleh Menteri Luar Negeri RI dan Sekretaris Jenderal ASEAN.
Melalui dukungan hibah tersebut, diharapkan Ad-Hoc Support Team dapat melaksanakan tugasnya dalam rangka memfasilitasi implementasi rekomendasi PNA, menciptakan dialog dan komunikasi, serta menciptakan rasa saling percaya pada pihak-pihak terkait.
“ASEAN tidak memiliki pilihan lain, ASEAN harus bekerja keras secara kolektif untuk menyelesaikan tantangan ini, melanjutkan relevansi ASEAN bagi keamanan dan perdamaian kawasan serta memastikan kontribusi ASEAN bagi kesejahteraan masyarakatnya,” tandas Menlu Retno.
Sebelumnya Indonesia juga telah menyelesaikan pembangunan Rumah Sakit di Mrauk U, Rakhine State dan telah diserahkan melalui jalur bilateral ke Pemerintah Myanmar. Selain membantu meningkatkan akses kesehatan, pembangunan Rumah Sakit, diharapkan pula dapat pula menjadi sarana bagi proses rekonsiliasi bagi seluruh lapisan masyarakat di Rakhine State.
Pemberian bantuan hibah ini merupakan bantuan hibah pertama yang diberikan kepada Myanmar oleh negara anggota ASEAN, di luar kerangka bilateral. Bantuan hibah juga merupakan bagian dari rencana pemberian hibah Indonesia di tahun 2019.
Sebelumnya, Indonesia juga telah memberikan beberapa bantuan hibah ke negara-negara di Asia Pasifik lainnya, seperti Fiji, Nauru, Tuvalu dan Kepulauan Solomon. Keseluruhan hibah tersebut mencapai nilai 14,8 juta USD. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post