ASIATODAY.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo secara resmi telah mengumumkan Provinsi Kalimantan Timur sebagai ibu kota negara yang baru Republik Indonesia. Dua wilayah yang diputuskan jadi ibu kota baru yakni Penajam Paser Utara dan sebagian Kutai Kertanegara.
“Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kertanegara di Kalimantan Timur, ” terang Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (26/8/2019).
Lalu seperti apa kedua daerah itu sehingga dipilih jadi Ibukota Negara Baru?
Penajam Paser Utara adalah wilayah yang awalnya masuk Kabupaten Paser. Namun atas inisiatif sejumlah masyarakat, Penajam Paser Utara menjadi kabupaten sendiri pada 2002. Terdapat empat kecamatan di kabupaten ini yakni Penajam, Waru, Babulu, dan Sepaku.
Penajam Paser Utara dianggap tidak berada di wilayah potensi gempa dan erupsi karena memiliki topografi lahan yang relatif datar. Selain itu, sumber daya alam di wilayah ini dianggap melimpah baik dari perkebunan, pertanian, perikanan, peternakan, pertambangan, hingga kehutanan.
Gubernur Kaltim Isran Noor menyebut wilayah di Penajam Paser Utara yang akan jadi wilayah ibu kota adalah Sepaku Semoi. Sementara Kutai Kartanegara merupakan kelanjutan dari Kabupaten Kutai sebelum terjadi pemekaran wilayah pada 1999. Topografi wilayah di kabupaten ini sebagian besar bergelombang sampai berbukit dengan kelerangan landai sampai curam.
Penduduk di Kabupaten Kutai Kartanegara sebagian besar merupakan penduduk asli dan penduduk pendatang seperti Jawa, Bugis, Banjar, Madura, Buton, dan lain-lain. Sementara struktur perekonomian wilayah ini didominasi sektor minyak dan gas bumi, pertanian, dan pertambangan.
Di Kutai Kertanegara, wilayah yang disebut Isran Noor bakal jadi lokasi baru ibu kota adalah Kecamatan Samboja.
Samboja sendiri terkenal dengan keberadaan Bukit Soeharto. Bukit seluas 61.850 hektar ini pernah dikunjungi Jokowi beberapa waktu lalu.
Samboja yang terletak di wilayah pesisir Kabupaten Kutai Kartanegara ini berada di antara Balikpapan dan Samarinda dengan luas wilayah mencapai 1.045,90 km persegi. Kecamatan ini dihuni oleh 63.128 jiwa per tahun 2017.
Kecamatan ini memiliki lima sungai dengan panjang lebih dari 10 kilometer. Rancangan infrastruktur yang efektif dinilai perlu di wilayah ini agar Samboja tak terkena banjir tahunan seperti Jakarta.
Sebagai salah satu wilayah penghasil minyak bumi dan gas alam di Indonesia, Samboja menjadi rumah bagi tiga perusahaan migas multinasional yakni Total E&P Indonesia, VICO Indonesia, dan Chevron.
Kutai Kertanegara dan Penajam Paser Utara dianggap paling ideal dan strategis untuk memindahkan pusat pemerintahan Indonesia yang baru. Selain itu, posisinya juga mudah diakses dan tidak rawan bencana.
Keduanya juga merupakan kawasan yang masih berkembang dan belum banyak dihuni penduduk layaknya kota-kota di Jawa. Meski demikian, keduanya terletak dekat dengan kota Balikpapan yang dinilai cukup maju secara ekonomi.
Provinsi Terluas
Sementara secara umum, Provinsi Kalimantan Timur merupakan provinsi terluas kedua di Indonesia setelah Papua. Luas daratannya mencapai 127.267 km persegi dan luas pengelolaan laut mencapai 25.656 km persegi.
Provinsi Kaltim dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Provinsi Kalbar, Kalsel, dan Kaltim dengan Aji Pranoto Tumenggung Pranoto sebagai gubernur pertama.
Katim sebelumnya merupakan salah satu karesidenan dari provinsi Kalimantan yang dipecah menjadi tiga provinsi pada tahun 1956 menjadi Kaltim, Kalsel, dan Kalbar. Pada tahun 2012, Kaltim kembali dipecah dan melahirkan provinsi baru yakni Kalimantan Utara.
Ibu kota Kaltim adalah Samarinda. Selain itu ada juga kota besar Balikpapan sebagai kota pelabuhan. Kaltim berbatasan dengan Kalimantan Utara di sisi utara, Selat Makassar dan Laut Sulawesi di sisi timur, Kalsel di sisi selatan, serta Kalteng, Kalbar, dan negara bagian Serawak Malaysia Timur di sisi barat.
Berdasarkan sensus tahun 2010, Kaltim dihuni 3.047.500 jiwa jiwa penduduk. Jumlah ini naik sebesar 736.338 jiwa dari hasil sensus di tahun 2003 yakni 2.311.162 jiwa.
Kaltim memiliki topografi bergelombang dengan tingkat kemiringan landai hingga curam. Sementara daerah dataran rendahnya banyak dijumpai di sepanjang sungai yang berpengaruh terhadap komoditas yang dihasilkan, potensi air, hingga kerentanan terhadap erosi di Kaltim.
Dengan kondisi tersebut, provinsi ini memiliki sumber daya alam melimpah yang sebagian besar diekspor ke luar negeri. Kaltim tercatat menjadi penghasil devisa utama di sektor pertambangan dan kehutanan. Namun penebangan hutan ilegal menjadi salah satu masalah yang kerap ditemukan di provinsi ini, salah satunya di Taman Nasional Kutai, Kabupaten Kutai Timur.
Selain sumber daya alam, pengelolaan pariwisata dan industri pengolahannya juga menjadi sektor yang berkembang cukup baik di Kaltim.
Kaltim Pilihan Tepat Sebagai Ibu Kota
Pengamat ekonomi Hisar Sirait menilai keputusan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan Timur merupakan pilihan yang tepat dari sisi potensi ekonomi.
“Dari beberapa informasi yang kita dapatkan selama ini kita melihat bahwa dari tiga pilihan provinsi di Pulau Kalimantan, Provinsi Kalimantan Timur adalah pilihan yang lebih tepat dari dua calon provinsi lainnya di Kalimantan,” ujar Rektor Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie tersebut dikutip dari antara di Jakarta, Senin (26/8/2019).
Dia menjelaskan bahwa Pertama kemudahan untuk menjangkau lokasi ibu kota negara, Kalimantan timur lebih baik dibandingkan dua calon provinsi lainnya. Kedua dari sisi potensi ekonomi kita melihat memang bahwa kalau kita melihat sekarang pertumbuhan PDRB-nya dari dua calon provinsi di lainnya Kalimantan, sebetulnya PDRB Kalimantan Timur menurut saya peluangnya jauh lebih baik.
Selain itu dari sisi keikutsertaan dari pelaku-pelaku ekonomi UKM bahwa geliat perekonomian UKM di Kalimantan Timur terasa dibandingkan provinsi-provinsi lainnya di Pulau Kalimantan.
Dengan demikian dari sisi potensi ekonomi, Kalimantan Timur lebih baik dibandingkan provinsi-provinsi lainnya di Kalimantan. Pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian, industri, perdagangan dan sektor jasa-jasa lainnya di Kalimantan Timur memang kontribusinya lebih baik.
“Jadi keputusan pindah ibu kota negara ke Kalimantan timur ini bisa kita terima kalau dari sisi data dan informasi potensi ekonomi,” kata Hisar Sirait.
Presiden RI Joko Widodo telah memutuskan kawasan Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, sebagai kawasan ibu kota baru pemerintahan. Presiden mengatakan bahwa pemerintah telah mengkaji sejumlah calon kawasan ibu kota di Pulau Kalimantan.
Jokowi menjelaskan bahwa Kalimantan Timur dipilih karena memenuhi sejumlah kriteria kebutuhan kawasan ibu kota, yakni risiko bencana yang minim, memiliki lokasi strategis di tengah-tengah Indonesia, dan ketiga berdekatan dengan wilayah perkotaan yang sudah berkembang, yakni Balikpapan dan Samarinda.
Keempat, lanjut Presiden, memiliki infrastruktur lengkap dan tersedia lahan yang dikuasai pemerintah seluas 180.000 hektare.
Menurut keterangan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), pembangunan ibu kota baru itu akan dimulai pada tahun 2021. Target penyelesaian pembangunan gedung pemerintahan pada tahun 2024. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post