ASIATODAY.ID, JAKARTA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia Sandiaga Uno mendukung penuh pengajuan Kawasan Karst Maros-Pangkep sebagai UNESCO Global Geopark.
Rencananya pada Juli 2021 mendatang, asesor dari UNESCO akan hadir langsung untuk melakukan studi kelayakan di Kawasan Karst Maros-Pangkep untuk menentukan apakah layak masuk daftar UNESCO Global Geopark.
“Pemerintah memberikan dukungan penuh terhadap Kawasan Karst Maros-Pangkep untuk masuk dalam daftar UNESCO Global Geopark,” kata Sandiaga dalam keterangan tertulis dikutip Jumat (18/6/2021).
Legitimasi dari UNESCO nantinya akan berdampak besar terhadap keberlanjutan pelestarian potensi yang ada dalam Geopark Maros-Pangkep, sekaligus sebagai sarana promosi yang efektif sehingga dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan, tidak hanya nusantara tapi juga mancanegara. Hal tersebut telah terbukti dari kesuksesan Belitung yang mendapatkan UNESCO Global Geopark.
“Ini kita harapkan juga bisa meningkatkan daya tarik wisata terutama dari segi kelestarian alam dan lingkungan, membuka lapangan kerja seluas-luasnya, menangkap kearifan lokal dan tentunya menjadikan Pangkep sebagai kabupaten yang mengalami pertumbuhan ekonomi lebih baik dan mensejahterakan masyarakatnya,” imbuh Sandiaga.
Delineasi baru Kawasan Geopark Nasional Maros – Pangkep (GNMP)/Maros Pangkep Aspiring Unesco Global Geopark (MPAUGGp) meliputi dua kabupaten yaitu Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan secara administratif termasuk wilayah darat dengan luas 223.629 ha dan Kepulauan Spermonde dengan luas 88.965 ha.
Kawasan Karst Maros Pangkep termasuk salah satu Karst kelas dunia yang memiliki keindahan, keunikan, flora dan fauna, nilai-nilai ilmiah dan sosial budaya yang tinggi. Kawasan Karst Maros-Pangkep yang telah mendapatkan status geopark nasional pada 2017 juga merupakan Kawasan Karst terbesar ke-2 setelah China Selatan.
Karst Maros Pangkep memiliki ratusan gua yang pernah ditinggali oleh manusia prasejarah. Budaya dan kearifan lokal masyarakat masa lalu tergambar melalui jejak lukisan prasejarah berusia 40.000 tahun. Di dalamnya juga menjadi tempat hidup jutaan spesies kupu-kupu yang mendapatkan julukan Kingdom of Butterfly.
Sebagai geopark, terdapat berbagai destinasi pariwisata berbasis alam dan berkelanjutan yang ada di Maros-Pangkep mulai dari geosite, biological site dan cultural site.
Geosite seperti Komplek Rijang Bantimala, Kompleks Metamorfik Pateteyang-Cempaga, Batuan Kerak Samura Parenreng, dan lainnya. Sementara biological site seperti Hutan Keilmuan Bengo-Makaroewa, Karaenta Primary Forest, Taman Kehati, Taman Botanik Tonasa, juga Taman Argo Botanik Puncak. Sedangkan Cultural Site seperti Komplek Prehistorik Bellae, Taman Prehistorik Sumpang Bita, Situs Berburu, dan lainnya.
Menurut Sandiaga Uno, penilaian dari UNESCO nantinya akan berpusat pada tiga hal utama, yakni lingkungan, budaya dan sosial.
“Banyak pekerjaan rumah, tentu kita akan berkoordinasi dengan berbagai pihak. Kita sudah lihat, kebutuhan infrastruktur apa yang perlu kita hadirkan, kita berkomitmen untuk sama-sama mendukung,” imbuhnya.
Ditunjang dengan potensi ekonomi kreatif, Menparekraf optimistis Kawasan Karst Maros-Pangkep akan menjadi salah satu kekuatan pariwisata Indonesia dan penopang bangkitnya pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Saya sempat saksikan bahwa produk ekonomi kreatif di Pangkep baik yang berbasis kuliner, kriya, maupun fesyen bisa sangat kita unggulkan. Mudah-mudahan bisa kita angkat sebagai produk ekonomi kreatif untuk keunggulan dari pariwisata dan ekonomi kreatif Pangkep ke depan,” jelas Sandiaga.
Kunjungan Dubes Rusia
Sementara itu, Duta besar Rusia untuk Indonesia, Ludmila Voribieva melakukan kunjungan wisata di sejumlah daya tarik wisata di Kabupaten Maros bersama Atase Militer Rusia, Zhenovatyy Sergey, Minggu 13 Juni 2021.
Kedatangan perwakilan Negara Rusia di Indonesia itu didampingi langsung General Manager (GM) Geopark Nasional Maros Pangkep, Dedy Irfan. Mereka melakukan kunjungan untuk menikmati pesona kawasan Geopark Maros Pangkep.
Dedy Irfan mengatakan, bentangan Kawasan Karst Maros-Pangkep sangat menarik untuk dikunjungi. Dalam kunjungan itu, Dubes Rusia mendatangi beberapa destinasi wisata yang merupakan geosite dalam geopark seperti TWA Air Terjun Bantimurung, Danau Kassi Kebo,Gua Batu, kemudian ke Taman Arkeologi Leang Leang dan Kawasan Karst Rammang-rammang. Senada juga dijelaskan bahwa Geopark Maros-Pangkep saat ini sedang diajukan untuk ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark.
“Besar harapan kami, karena hal ini akan menambah daya tarik Geopark Maros-Pangkep dan menambah kunjungan wisatawan mancanegara khususnya dari Rusia. Oleh Karena itu Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Pemerintah Kabupaten Maros dan Pemerintah Kabupaten Pangkep dan Badan Pengelola Geopark bersinergi bersama dalam mewujudkan target tersebut,” imbuhnya.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia menyampaikan rasa takjubnya dengan eksotisme dan pesona alam kawasan Geopark Maros Pangkep. Mereka melihat masih sangat banyak potensi pariwisata yang luar biasa untuk dikembangkan kedepan dengan tetap tentunya menjaga keasrian alam yang ada. Mereka juga sangat terkesan dengan keramahtamahan yang luar biasa dari masyarakat yang mereka temui. (AT Network)
Discussion about this post