• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
  • id
    • ar
    • zh-CN
    • en
    • fr
    • de
    • id
    • ko
    • no
    • ru
Friday, March 24, 2023
AsiaToday.id
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM
No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Metamorfosis Hubungan China dan Taiwan, Termasuk Peta Kekuatan Militernya

by Redaksi Asiatoday
August 5, 2022
in News
3 min read
0
Diplomat China dan Taiwan Bentrok Fisik, Persoalan Makin Meluas

China dan Taiwan. Dok

ASIATODAY.ID, TAIPEI – Kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan, telah menyulut kemarahan dari Beijing.

Jika sebelumnya, reaksi Beijing masih sebatas protes diplomatik terhadap AS, namun kali ini reaksi China ditunjukkan dengan operasi militer di selat Taiwan. Situasi ini makin memanaskan situasi di Indo Pasifik, karena potensi konflik militer makin terbuka antara China dan Taiwan yang disokong oleh AS.

China dan Taiwan memiliki hubungan Panjang. Meski pemisahan antara dua wilayah itu tidak pernah direstui.

RelatedPosts

9 Warga China Tewas Ditembak di Kawasan Tambang Emas di Afrika Tengah

AS Gagal Menghentikan Kebencian terhadap Warga Asia

Turkiye dan Irak akan Bangun Koridor Transportasi Penghubung Perbatasan

Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri tidak pernah dianggap sah dan Beijing selalu memandangnya sebagai bagian dari wilayahnya melalui ‘China One Policy’.

Berikut kilas balis hubungan antara China dan Taiwan:

1949: Pemisahan

Komunis Mao Zedong mengambil alih kekuasaan di Beijing pada Oktober 1949 setelah mengalahkan nasionalis Kuomintang (KMT) Chiang Kai-shek dalam perang saudara.

KMT melarikan diri ke pulau Taiwan dan membentuk pemerintahan mereka sendiri di Taipei pada bulan Desember, memutuskan kontak dengan China daratan.

Pada tahun 1950, Taiwan menjadi sekutu AS, yang berperang dengan komunis China di Korea. AS mengerahkan armada di Selat Taiwan untuk melindungi sekutunya dari kemungkinan serangan.

1971: Beijing Ambil Kursi PBB

Pada bulan Oktober 1971, Beijing mengambil alih kursi China di PBB, yang sebelumnya dipegang oleh Taipei.

Pada tahun 1979, AS memutuskan hubungan formal dengan Taiwan dan menjalin hubungan diplomatik dengan Beijing sebagai gantinya.

Washington terus mengembangkan kebijakan yang ambigu, di satu sisi “mengakui” klaim Beijing atas pulau itu, meski tidak sama dengan menerima klaim kedaulatan Beijing.

AS juga mempertahankan hubungan perdagangan dan militer dengan Taipei. Namun kebijakannya menentang kemerdekaan Taiwan, dan segala upaya oleh Beijing untuk secara paksa mengambil pulau itu.

1987-2004: Hubungan membaik

Pada akhir 1987, penduduk Taiwan untuk pertama kalinya diizinkan mengunjungi daratan China, memungkinkan keluarga yang terpisah untuk bersatu kembali.

Pada tahun 1991, Taiwan mencabut aturan darurat, secara sepihak mengakhiri keadaan perang dengan China. Pembicaraan langsung pertama antara kedua belah pihak diadakan di Singapura dua tahun kemudian.

Namun pada tahun 1995, Beijing menunda pembicaraan sebagai protes atas kunjungan presiden Taiwan Lee Teng-hui ke AS.

Pada tahun 1996, China menguji coba rudal di dekat Taiwan untuk menghalangi pemilih dalam pemilihan presiden demokratis pertama di pulau itu.

Pada pemilu tahun 2000, KMT kehilangan kekuasaan di Taiwan untuk pertama kalinya. Selama beberapa tahun ke depan hubungan perdagangan antara kedua belah pihak membaik.

2005-2015: Ancaman dan pembicaraan

Pada Maret 2005, Beijing mengadopsi undang-undang yang mengizinkan penggunaan kekuatan jika Taiwan mendeklarasikan kemerdekaan. Pada bulan April, ketua KMT Lien Chan melakukan kunjungan penting ke Beijing untuk berbicara dengan pemimpin China, Hu Jintao.

Pada tahun 2008, Taiwan dan Beijing melanjutkan pembicaraan tingkat tinggi setelah Ma Ying-jeou dari KMT terpilih sebagai presiden pada platform yang bersahabat dengan Beijing.

Pada tahun 2010, mereka menandatangani Perjanjian Kerangka Kerja Sama Ekonomi dan pada tahun 2014 mengadakan pembicaraan antar pemerintah pertama sejak pemisahan.

2016: Kemesraan berakhir

Pada Januari 2016, Tsai Ing-wen, dari Partai Progresif Demokratik yang secara tradisional pro-kemerdekaan, memenangkan pemilihan presiden.

Pada bulan Juni, China menangguhkan semua komunikasi dengan Taiwan setelah pemerintahan baru Taipei gagal mengakui kebijakan “Satu China”.

Pada bulan Desember 2016, presiden terpilih AS Donald Trump memutuskan kebijakan diplomatik AS selama beberapa dekade dengan berbicara langsung, melalui telepon, dengan Tsai.

Pada Januari 2019, Xi Jinping mengatakan bahwa penyatuan China dan Taiwan “tak terelakkan”.

2021: Ketegangan AS-China

Pada tahun 2021, jet tempur militer China melakukan penerbangan ke zona pertahanan Taiwan.

Pada bulan Oktober, Presiden AS Joe Biden mengatakan Amerika Serikat akan membela Taiwan jika China menyerangnya.

Tsai menegaskan bahwa sejumlah kecil tentara AS hadir di Taiwan untuk membantu melatih pasukannya.

2022: Kunjungan Pelosi memicu kemarahan

Pada 2 Agustus, setelah berhari-hari spekulasi dan peringatan keras dari Beijing tentang “konsekuensi” yang tidak ditentukan, Ketua DPR AS Nancy Pelosi mendarat di Taiwan selama tur ke Asia.

Pejabat AS ini adalah profil tertinggi yang pernah mengunjungi pulau itu dalam 25 tahun terakhir, dan mengatakan kunjungannya menunjukkan “komitmen teguh negaranya untuk mendukung demokrasi Taiwan yang dinamis”.

China yang marah bersumpah akan “menghukum” dan meluncurkan latihan militer terbesarnya di wilayah itu, mengelilingi Taiwan pada 4 Agustus.

Latihan militer tersebut meliputi pengerahan jet tempur dan kapal perang, serta penembakan rudal balistik.

Perbandingan kekuatan militer China dan Taiwan

The military balance memberi perbandingan kekuatan militer China dan Taiwan sebagai berikut.

Pertama, total kekuatan aktif China mencapai 2.035.000 personel, sedangkan Taiwan hanya 169.000.

Kekuatan personel angkatan darat China mencapai 965.000 sedangkan Taiwan 94.000.

Kekuatan personel angkatan laut, China 260.000, Taiwan 40.000

Kekuatan personel angkatan udara, China 395.000, Taiwan 35.000.

Kekuatan pasukan cadangan, China 510.000, Taiwan 1.657.000.

Untuk persenjataan, kekuatan tank, China memiliki 5.400 unit, Taiwan 650 unit.

Pesawat terbang, China 3.227 unit, Taiwan 504 unit.

Kapal selam, China 59 unit, Taiwan 4 unit.

Kapal angkatan laut, China 86 unit, Taiwan 26 unit.

Artileri, China 9.834 unit, Taiwan 2093 unit.

Dalam konflik terbuka, beberapa pakar dari barat memperkirakan bahwa Taiwan paling baik dapat memperlambat serangan China, mencoba mencegah pendaratan pantai oleh pasukan amfibi China, dan melancarkan serangan gerilya sambil menunggu bantuan dari luar.

Bantuan itu bisa datang dari AS yang menjual senjata ke Taiwan.

Hingga saat ini, kebijakan “ambiguitas strategis” Washington membuat AS sengaja tidak jelas tentang apakah atau bagaimana ia akan membela Taiwan jika terjadi serangan.

Secara diplomatis, AS saat ini berpegang pada kebijakan “Satu-China “, yang hanya mengakui satu pemerintah China, di Beijing, dan memiliki hubungan formal dengan China daripada Taiwan.

Tetapi pada bulan Mei, presiden AS Joe Biden tampaknya mengeraskan posisi Washington.

Ditanya apakah AS akan membela Taiwan secara militer, Biden menjawab: “Ya.” (AFP/BBC)

 

Tags: ChinaIndo PasifikOne China PolicyTaiwan
Previous Post

Indonesia Hadapi Ancaman Bencana Geologi Paling Ekstrem  

Next Post

Rotasi Bumi Bergerak Lebih Cepat, Hari-hari Terasa Lebih Pendek

Next Post
Pandemi Coronavirus Pulihkan Lubang Ozon Bumi dari Pemanasan Global

Rotasi Bumi Bergerak Lebih Cepat, Hari-hari Terasa Lebih Pendek

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Jepang Akhiri Pembatasan Ekspor Bahan Mentah Cip ke Korea Selatan
  • 9 Warga China Tewas Ditembak di Kawasan Tambang Emas di Afrika Tengah
  • Indonesia, Malaysia dan Thailand Komitmen Perkuat Ekonomi di Kawasan
  • Nikel Indonesia Bisa Habis, Hilirisasi Jadi Kunci
  • Pertemuan Pertama ASEAN SOM WG on DMP, Bahas Prosedur Pengambilan Keputusan
  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

© 2022 Asiatoday.id - Asiatoday Network.

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM

© 2022 Asiatoday.id - Asiatoday Network.