ASIATODAY.ID, JAKARTA – Ketua Komisi I DPR Republik Indonesia, Meutya Hafid mendorong agar Pakistan menjadi mitra dialog ASEAN.
Meutya Hafid menyampaikan hal itu sebagai respon atas permintaan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Pakistan agar negara tersebut dapat dijadikan sebagai partner full dialog di ASEAN. Terlebih Indonesia saat ini sedang dipercaya sebagai Ketua ASEAN.
“Jadi itu permintaan dari Pakistan. Saya rasa tidak ada salahnya dipenuhi karena memang sudah 30 tahun mereka menjadi observer di ASEAN,” kata Meutya usai courtesy call dengan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Pakistan di Ruang Dubes, Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Jumat (14/3/2023).
Sebagai referensi, Pakistan sebelumnya juga telah menjadi negara Mitra Dialog ASEAN dalam ASEAN Regional Forum (ARF).
ARF merupakan suatu wadah bagi dialog dan konsultasi mengenai hal-hal yang terkait dengan politik dan keamanan di kawasan, serta untuk membahas dan menyamakan pandangan antara negara-negara peserta ARF untuk memperkecil ancaman terhadap stabilitas dan keamanan kawasan.
Peserta ARF berjumlah 27 negara yang terdiri atas seluruh negara anggota ASEAN (Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Vietnam, Myanmar, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina), 10 negara Mitra Wicara ASEAN (Amerika Serikat, Kanada, China, India, Jepang, Korea Selatan, Rusia, Selandia Baru, dan Uni Eropa) serta beberapa negara di kawasan yaitu: Papua Nugini, Mongolia, Korea Utara, Pakistan, Timor-Leste, Bangladesh dan Sri Lanka.
Menurut Meutya, Indonesia dengan Pakistan sudah punya hubungan yang panjang lebih dari 73 tahun, khususnya sebagai sesama negara demokrasi dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.
Menurutnya, Indonesia dan Pakistan punya banyak kesamaan nilai. “Termasuk bagaimana mengedepankan demokrasi yang juga menghargai nilai-nilai agama masing-masing agama,” ungkapnya.
Selain soal persamaan nilai agama, dalam pertemuan juga dibahas kerja sama maritim.
Sebagai sesama negara maritim, Komisi I mengakui banyak kerja sama yang dapat ditingkatkan antarkedua negara.
“Kemudian kerja sama pertahanan karena Komisi I juga membawahi bidang pertahanan. Tapi, yang juga utama adalah karena tadi bertemu dalam kerangka parlemen, bagaimana meningkatkan pertukaran antar parlemen (agar) lebih banyak lagi. Jadi supaya friendship group antara parlemen Indonesia dengan parlemen Pakistan ini bisa aktif,” terang Politisi Fraksi Partai Golkar ini. (AT Network)
Kesiapan Alutsista
Pada kesempatan itu, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Pakistan mengundang parlemen Indonesia untuk meninjau langsung kesiapan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) yang dikembangkan Pakistan.
“Untuk (kerja sama) pertahanan. Jadi ke depan kita bisa melihat kalau sekarang dalam bidang pertahanan kerja sama pertukaran personil militer itu sudah banyak, secara training, dan lain-lain itu joint exercise sudah masuk dilakukan. Tadi kita juga berpikir bagaimana bisa meningkatkan kerja sama di bidang Alutsista. Jadi, kalau kita bisa saling melengkapi itu bagus,” ungkap Meutya.
Lebih lanjut, Meutya menjelaskan bahwa kerja sama dalam bentuk pertukaran people to people menjadi perhatian dalam pertemuan tersebut.
Adapun pertukaran tersebut dapat diupayakan melalui pemberian beasiswa maupun pertukaran pelajar di bidang pendidikan.
Menurutnya, kalau masyarakat di kedua negara tersebut dekat maka negara itu punya pemahaman yang baik antara satu dengan lainnya
“Tadi beliau menyampaikan untuk (kerja sama people to people dengan) ASEAN memang Pakistan juga sedang menyiapkan skema untuk menambah scholarship untuk ASEAN. Karena kami sama-sama dulunya pernah ikut pertukaran pelajar, kami berdua meyakini betul bahwa pertukaran pelajar ini cara yang paling efektif untuk mendekatkan antara dua negara,” jelasnya.
Diketahui, Indonesia dengan Pakistan memiliki kerja sama bilateral yang cukup beragam, mulai dari perdagangan, hingga kerja sama terkait keamanan dan pertahanan.
Tahun 2022 lalu, Indonesia-Pakistan melaksanakan Forum Konsultasi Bilateral (FKB) ke-3 di Bali dan bersepakat untuk merealisasikan Indonesia-Pakistan Security Dialogue, Joint Defense Cooperation Committee serta menyambut baik terselenggaranya Policy Planning Dialogue ke-3. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post