ASIATODAY.ID, JAKARTA – Kolaborasi Indonesia – Inggris melalui Multistakeholder Forestry Programme (MFP) kini telah memasuki Phase 4. Program ini telah berjalan sejak 2018 hingga 2021.
MFP fase 4 ini lebih fokus pada pertumbuhan produksi kayu olahan legal dan pertumbuhan bisnis hutan berbasis masyarakat.
Menurut Direktur The Multistakeholder Forestry Programme Phase 4 (MFP4 Team Leader) Tri Nugroho, program MFP di Indonesia telah berjalan sejak tahun 2000 sejak MFP 1 dan hingga saat ini telah memasuki Phase keempat.
Pada setiap Phase, fokus kerjanya berbeda-beda tergantung pada situasi industri kehutanan di Indonesia.
“Pada Phase 4 ini, kami punya dua mandat utama yakni pertumbuhan produksi kayu olahan legal, lestari dan pertumbuhan dalam bisnis hutan berbasis masyarakat,” terang Tri melalui keterangannya di Jakarta, Selasa (11/2/2020).
Tri menjelaskan, untuk meningkatkan produksi kayu olahan legal dan lestasi, MFP4 telah meyiapkan sejumlah langkah strategis seperti memastikan efektifitas dan keberlanjutan SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu) yang mendukung kerangka FLEGT untuk meningkatkan kepercayaan antara pembeli internasional dan suplayer domestik.
Salah satu caranya ialah menjajaki kerja sama dengan Ghana untuk menyasar pasar Uni Eropa.
Saat ini, Ghana merupakan salah satu eksportir kayu yang tengah berjuang untuk meningkatkan legalistas kayu. Selain itu, menjalin kerja sama dengan China sebagai salah satu pembeli terbesar produk kayu Indonesia.
“Untuk bisnis hutan berbasis masyarakat saat ini lebih dari 3,5 juta ha hutan legal yang dimiliki petani. Mereka harus mengola dan dijual ke pasar. Ada masalah ada pasokan tidak ada pasar. Jadi kami mencoba mendekati dari pasar dulu sehingga sinergi dengan produk yang dihasilkan,” jelasnya.
Sebagai referensi, MFP Phase 1 dirintis pada 2000 di mana fase pertama ialah pada 2000-2006. Pada fase ini fokus utama pada pengentasan kemiskinan dengan penekanan pada pengembangan hasil hutan.
Program tersebut kemudian berlanjut pada MFP 2 pada 2007-2014 yang fokus pada pengembangan SVLK, memerangi pembalakan liar hingga meningkatkan negosiasi dengan Uni Eropa melalui FLEG-VPA.
MFP 3 fokus pada penerapa SVLK di seluruh Indonesia dengan sasaran mengurangi deforestsi hutan di Indonesia sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post