ASIATODAY.ID, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal masuk (inflow) secara year to date (ytd) sebesar Rp220,07 triliun. Aliran modal asing ini masuk melalui berbagai instrumen seperti surat berharga negara (SBN), obligasi, maupun saham di pasar modal.
“Terdiri dari SBN Rp171,51 triliun. Kemudian saham Rp43,78 triliun. Sisanya ada korporasi obligasi dan Sertifikat BI (SBI),” kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Jakarta Pusat dalam keterangannya, Jumat (20/12/2019).
Sementara selama sepekan ini, sampai dengan 19 Desember 2019, aliran modal masuk sebesar Rp1,31 triliun. Modal asing masuk ke pasar saham yakni sebesar Rp1,41 triliun serta SBI sebesar Rp1,75 triliun.
Dirinya menambahkan aliran modal masuk menggambarkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia. Meski demikian, BI mencatat adanya aliran modal keluar (outflow) dari SBN sebesar Rp1,94 triliun.
“Ini wajar di akhir tahun itu jumlah pemegang SBN yang biasanya trader mereka memang jangka pendek. Di akhir-akhir tahun itu mereka keluar karena profit taking, tapi umumnya nanti di awal tahun Insyaallah mereka akan kembali lagi,” jelasnya.
Selain itu, aliran modal masuk juga membuat mata uang rupiah mengalami penguatan. Perry menyebut berkat supply dan demand di pasar keuangan yang mencukupi saat ini rupiah berada di bawah Rp14 ribu per USD.
Faktor lain yang mendukung stabilitas nilai tukar rupiah, lanjut Perry, yaitu premi risiko di Indonesia rendah. Dengan demikian, bank sentral optimistis kondisi perekonomian Indonesia tetap baik di mata investor.
“Kredit default swap Indonesia itu 62,73 basis poin (bps). Ini sangat rendah dan ini mendukung, mengkonfirmasi confident, kepercayaan terhadap Indonesia yang cukup bagus,” tandasnya. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post