ASIATODAY.ID, CHISINAU – Moldova dan Georgia secara resmi telah mengajukan permohonan untuk bergabung menjadi anggota Uni Eropa (UE), sepekan setelah Rusia melancarkan agresi militer ke Ukraina.
Invasi Rusia ke Ukraina telah memicu kekhawatiran di antara negara-negara bekas Soviet bahwa mereka mungkin menjadi sasara invasi yang berikutnya.
Pengumuman itu muncul setelah Parlemen Eropa menyatakan dukungan untuk langkah serupa oleh Kiev.
Presiden Moldova Maia Sandu mengatakan bahwa ia telah menandatangani “permintaan untuk bergabung dengan Uni Eropa”. Permohonan akan dikirim ke Brussel dalam beberapa hari mendatang.
“Kami ingin hidup damai, sejahtera, menjadi bagian dari dunia yang bebas. Sementara beberapa keputusan membutuhkan waktu, yang lain harus dibuat dengan cepat dan tegas, dan memanfaatkan peluang yang datang dengan dunia yang terus berubah,” katanya, sebagaimana dilaporkan Al Jazeera, Kamis (3/3/2022).
Sandu, perdana menteri dan ketua parlemen semuanya menandatangani dokumen tersebut selama pengarahan di ibukota, Chisinau, tempat politisi pro-Rusia dan pro-Uni Eropa telah bersaing untuk mendapatkan kendali sejak Moldova memenangkan kemerdekaan dari Uni Soviet pada tahun 1991.
Menteri Luar Negeri Nicu Popescu memuji pengumuman itu sebagai “hari yang akan dibanggakan oleh generasi mendatang, itu adalah saat negara kita telah berlabuh secara permanen di ruang Eropa”.
Moldova, salah satu negara termiskin di benua itu, menandatangani perjanjian asosiasi dengan UE pada tahun 2014, yang bertujuan untuk menyelaraskannya dengan standar politik dan ekonomi serikat pekerja. Namun, belum mendapat jaminan keanggotaan.
Rekan bekas republik Soviet Georgia juga secara resmi melamar keanggotaan blok tersebut pada hari Kamis.
“Sejarah telah menganggap pilihan Eropa dari orang-orang Georgia sebagai tujuan strategisnya,” kata Perdana Menteri Irakli Garibashvili setelah menandatangani surat lamaran.
Tahun lalu, Georgia telah mengumumkan niatnya untuk mengajukan keanggotaan UE pada tahun 2024.
Upaya dari negara-negara bekas Soviet untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan Barat telah lama membuat marah Rusia. Moskow sangat menentang ekspansi UE dan NATO ke timur, yang dilihatnya sebagai ancaman langsung terhadap keamanan Rusia.
Barat telah menyatakan keprihatinan bahwa Moldova dan Georgia berisiko menjadi target yang mungkin bagi Kremlin setelah Ukraina.
“Kami mendukung Moldova dan Georgia untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanan mereka,” kata Presiden Prancis Emmanuel Macron pekan lalu.
Sementara Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian mengatakan Prancis “khawatir” tentang kemungkinan serangan militer Rusia terhadap negara-negara bekas Soviet.
Proses aksesi ke UE diperkirakan akan panjang dan melibatkan reformasi skala besar, asalkan negara-negara tersebut memenangkan status kandidat. (ATN)
Discussion about this post