• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

OutSystems: 29% Organisasi di Asia Tenggara akan Gunakan Aplikasi Visual Dalam 18 Bulan Ke Depan

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
November 26, 2020
in News
3 min read
0
OutSystems Kembali Jadi Pemimpin dalam Gartner Magic Quadrant for MXDP 2020

OutSystems, pemimpin global dalam pengembangan aplikasi modern. Ist

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS
60 / 100
Powered by Rank Math SEO

ASIATODAY.ID, JAKARTA – OutSystems, pemimpin global dalam platform aplikasi modern, termasuk pengembangan aplikasi low-code, hari ini mengumumkan hasil studi InfoBrief yang dilakukan oleh firma riset dan penasehat pasar IDC.

Survei Perangkat Lunak Asia/Pacific 2020: DevOps, DevSecOps dan Masa Depan Inovasi Digital, yang disponsori oleh OutSystems ini, menggali wawasan mengenai bagaimana organisasi di Asia-Pasifik dapat memanfaatkan pabrik inovasi digital untuk tumbuh dan berkembang dalam lingkungan bisnis masa kini.

Menurut hasil yang didapatkan, 39 persen pemimpin IT di Asia-Pasifik bergantung pada peralatan pengembangan aplikasi yang dipandu secara visual.

RelatedPosts

Gunung Merapi Erupsi, Semburkan 36 Kali Awan Panas Guguran

Indonesia Hentikan Sementara Ekspor Benur Lobster

Pemerintah Indonesia Rombak Sistem Penempatan Pekerja Migran ke Arab Saudi

Indonesia Dipercaya Pimpin ASEAN Committee in Buenos Aires (ACBA)

Australia Sudah Zero Covid-19 Disaat Infeksi Global Tembus 100 Juta Kasus

Tiga alasan utama penggunaan ini adalah: karena mereka percaya bahwa peralatan pengembangan yang dipandu secara visual adalah masa depan, karena mempermudah pengalaman bagi pengembang aplikasi, dan karena lebih intuitif. Lebih dari setengah pengambil keputusan di Asia-Pasifik merasa yakin bahwa organisasi mereka akan bergantung pada platform low-code untuk mengerjakan lebih dari seperempat proyek yang mereka miliki, dan peralatan pengembangan low-code akan mencapai puncak penggunaannya di tahun 2021.

“Dengan pertumbuhan Asia-Pasifik yang demikian cepat, wilayah ini akan menjadi pusat data yang sangat penting di tahun 2024,” kata Mark Weaser, Vice President, Asia Pacific, OutSystems melalui keterangan tertulisnya Kamis (26/11/2020).

“Langkah berikutnya bagi perusahaan di wilayah ini adalah memanfaatkan keuntungan yang diberikan peralatan pengembangan visual untuk membangun aplikasi cloud-native. OutSystems merasa beruntung bisa mendukung kebutuhan pelaku bisnis akan teknologi low-code serta cloud untuk mewujudkan potensi penuh wilayah ini sebagai pusat data yang penting di masa yang akan datang,” imbuhnya.

Menyusul Para Early Adopter

Seiring dengan bertumbuhnya Asia Tenggara menjadi pusat data yang penting di masa depan, sebagian organisasi masih mengalami kesulitan untuk mengadopsi proses dan praktik agile serta DevOps dalam siklus hidup pengembangan perangkat lunak mereka.

Untuk negara yang sudah selangkah lebih maju seperti Singapura dan Indonesia, penekanannya adalah pada cara-cara memaksimalkan tim DevOps dan mengamankan prosesnya. Maka dari itu, integrasi dan pengelolaan open source menjadi prioritas tertinggi bagi organisasi di wilayah ini.

Tantangan Utama

Saat ini, 29 persen organisasi di Asia Tenggara berencana untuk menggunakan peralatan pengembangan aplikasi visual dalam kurun waktu 18 bulan mendatang.

Hal yang menarik adalah, tantangan yang dihadapi Asia Tenggara sama sekali berbeda dibandingkan tantangan negara lainnya di Asia Pasifik. Keamanan dan integrasi pengembangan adalah yang teratas, dianggap sebagai tantangan yang paling tangguh untuk dihadapi oleh 58 persen organisasi, diikuti dengan pembentukan tim dengan berbagai disiplin ilmu, dan meyakinkan jajaran pimpinan perusahaan akan pentingnya DevOps, masing-masing mendapat suara 48 dan 47 persen.

“Setelah berbicara dengan berbagai pengembang di Asia Tenggara, OutSystems sadar akan munculnya kebutuhan akan integrasi keamanan, terutama dengan semakin meningkatnya skala dan jenis pencurian data akhir-akhir ini,” ungkap Weaser.

“OutSystems menyediakan berbagai fungsi keamanan yang meliputi keamanan aplikasi, infrastruktur Virtual Private Cloud (VPC) dan tim penanganan insiden yang selalu siap (always-on). Walaupun OutSystems ingin mempercepat proses pengembangan aplikasi, kami juga percaya bahwa cepat juga harus aman. Kami memberikan lingkungan runtime yang aman dan peralatan yang dibutuhkan oleh klien untuk memastikan bahwa pengembangan aplikasi mereka aman,” jelasnya.

Kelincahan Selepas Covid-19

Seputar keamanan setelah badai krisis Covid-19 berlalu, IDC memprakirakan bahwa siklus hidup pengembangan perangkat lunak akan jadi semakin singkat, dan perusahaan harus semakin berhati-hati dan mengintegrasikan keamanan ke dalam fase perencanaan agar tetap kompetitif.

Ekspektasi pelanggan semakin tinggi, dan harus dipenuhi dengan memberikan pengalaman pelanggan yang inovatif agar dapat menjangkau pangsa pasar dan audiens baru; berani mengambil risiko, analisis data dan senantiasa mendengarkan masukan dari pelanggan akan berdampak baik pada munculnya ide-ide cemerlang di platform yang baru.

Kekhawatiran dari 27 persen organisasi lainnya di Asia Tenggara yang menyatakan bahwa prioritas teratas mereka adalah rekrutmen juga benar adanya; saat ini banyak perusahaan menghentikan pencarian tenaga kerja, waktu kerja yang semakin padat dan regulasi yang semakin ketat, semua ini mendorong perusahaan untuk merencanakan rekrutmen jauh hari sebelum kebutuhan akan tenaga ahli itu muncul.

“Membangun aplikasi membantu peningkatan keahlian dan edukasi yang berkelanjutan, sedangkan penempatan pengembang aplikasi bisnis untuk bekerja bahu-membahu dengan IT akan menjadi solusi bagi kurangnya tenaga pengembangan,” tandasnya. (AT Network)

Tags: Asia Pasifik DigitalAsia TenggaraOutSystems
Previous Post

RIP Maradona, Kami Mencintaimu Sepanjang Masa

Next Post

Xi Jinping Ajak Joe Biden Bangun Kerja Sama yang Sehat dan Stabil

Related Posts

PANDI Bidik Peringkat Pertama di ASEAN Pengelola Nama Domain
Business

PANDI Bidik Peringkat Pertama di ASEAN Pengelola Nama Domain

January 27, 2021
Riset : Pelaku Bisnis di Asia Tenggara Ingin Perkuat Keamanan Siber
News

Indonesia Hadapi Tantangan Keamanan Siber yang Kompleks

January 27, 2021
Huawei Buka ASEAN Academy Engineering Institute di Indonesia
Business

Huawei Buka ASEAN Academy Engineering Institute di Indonesia

January 25, 2021
GBG Proyeksi 6 Layanan Keuangan dan Lansekap Fraud di Asia Pasifik Tahun 2021
Business

GBG Proyeksi 6 Layanan Keuangan dan Lansekap Fraud di Asia Pasifik Tahun 2021

January 20, 2021
Indonesia Kolaborasi Huawei Gelar Pelatihan Keamanan Siber
Business

Krisis Global, Huawei Dorong Pemanfaatan Teknologi Digital di Indonesia

January 14, 2021
Ekspansi di Asia, VF Corp akan Buka Pusat Bisnis di Singapura dan Kuala Lumpur
Business

Ekspansi di Asia, VF Corp akan Buka Pusat Bisnis di Singapura dan Kuala Lumpur

January 13, 2021
Next Post
Presiden China Keluarkan Perintah Mobilisasi Latihan Tempur

Xi Jinping Ajak Joe Biden Bangun Kerja Sama yang Sehat dan Stabil

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Selain Bali, Indonesia Bangun Coral Garden di Lombok
  • PANDI Bidik Peringkat Pertama di ASEAN Pengelola Nama Domain
  • Gunung Merapi Erupsi, Semburkan 36 Kali Awan Panas Guguran
  • AS Tutup Pintu Masuk Wisatawan Global dari 30 Negara
  • Indonesia Hentikan Sementara Ekspor Benur Lobster
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.