ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia mengumumkan sudah 2 kematian akibat wabah virus corona (Covid-19).
“Di Indonesia, 34 kasus telah terkonfirmasi dan dua pasien meninggal,” kata Presiden Joko Widodo di Bandara Soekarno Hatta, Jumat (13/3/2020).
Jokowi sendiri tidak menyebutkan identitas maupun nomor kasus pasien yang meninggal. Namun, seorang pasien meninggal sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Solo.
Satu pasien meninggal Rabu, 11 Maret 2020. Pasien kasus nomor 25 itu berusia 53 tahun. Pasien berkewarganegaraan asing ini memiliki riwayat penyakit diabetes, paru menahun, hipertensi, dan tiroid akut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan virus corona sebagai pandemi global.
Saat ini, virus corona telah menginfeksi 124.660 orang di lebih dari 100 negara di dunia dan menyebabkan 4.585 kematian. Sebanyak 67.050 orang dinyatakan sembuh.
Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, akibat wabah corona krisis ekonomi kini menjadi ancaman nyata.
Menurut Sri, krisis kali ini berbeda dengan situasi krisis pada 2008-2009. Krisis keuangan pada tahun tersebut kata dia, dipicu oleh bangkrutnya lembaga keuangan Lehman Brothers sehingga menimbulkan dampak sistemik global.
Dikatakan, dalam menghadapi krisis tersebut ada mekanisme koordinasi kebijakan secara global yang dikenal dengan Forum G20. Para pemimpin dunia, terutama di level Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral, melahirkan banyak kebijakan untuk menciptakan dan meningkatkan manajemen kehati-hatian bagi lembaga keuangan.
“Krisis yang sekarang ini pemicunya kesehatan pandemik, jadi dalam hal ini memang dari sisi kesehatan secara global, karena tidak ada satu negara, tapi kepada seluruh dunia, lebih dari 100 negara terkena,” jelas Sri Mulyani di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2020).
Sri Mulyani berharap pada momen saat ini ada mekanisme yang bisa menciptakan koordinasi kepemimpinan di tingkat global untuk menciptakan suatu langkah sinkronisasi untuk segera memitigasi dampak penyebaran corona.
Pasalnya, pandemik corona ini telah menyerang dan merontokkan sistem keuangan dalam sekejap. Misalnya, saham-saham Wall Street yang jatuh lebih dari 10 persen. Saat ini beberapa negara yang dianggap sebagai safe heaven country (negara aman berinvestasi), termasuk Indonesia, mengalami pelemahan di atas lima persen.
Menurut Sri Mulyani, di Indonesia pemerintah dan otoritas terkait saat ini fokus memperhatikan perkembangan yang terjadi di dunia secara teliti sambil melakukan upaya antisipasi dan mitigasi.
Dalam situasi seperti saat ini, fleksibilitas kebijakan menjadi hal yang penting.
“Kita akan lihat secara terbuka, pragmatis, dan evidance. Kita merespons. Fleksibilitas dan responsif adalah kata kunci dan kita akan terus transparan kepada seluruh pelaku ekonomi. Ini yang kita lakukan dan kami akan terus berkoordinasi,” tandasnya. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post