ASIATODAY.ID, BRUSSELS – Parlemen Eropa sepakat untuk meratifikasi kesepakatan perdagangan antara Uni Eropa (UE) dan Inggris yang telah disepakati pada malam Natal tahun 2020.
Keputusan ratifikasi tersebut berlangsung pada Rabu (28/4/2021) dan disetujui oleh 660 suara anggota parlemen. Sementara itu, ada 5 anggota parlemen menentang dan 32 abstain. Sementara resolusi yang menyertainya, yang mengatur evaluasi parlemen dan ekspektasi dari kesepakatan itu, disahkan oleh 578 suara, dengan 51 menentang dan 68 abstain.
Pemungutan suara berlangsung pada Selasa (27/4), dengan hasil diumumkan pada hari Rabu.
Negosiator UE dan Inggris telah menyetujui Perjanjian Perdagangan dan Kerja Sama (TCA) dalam upaya terakhir Desember lalu ketika mereka menetapkan persyaratan untuk kerja sama UE-Inggris di masa depan.
Untuk meminimalisasi gangguan, kesepakatan tersebut diberlakukan sementara sejak awal tahun ini dan berlaku hingga akhir April 2021.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen segera menyambut baik berita tersebut, yang mengakhiri lebih dari empat tahun negosiasi sengit antara kedua belah pihak.
“Saya dengan hangat menyambut pemungutan suara @ Europarl_EN yang mendukung Perjanjian Perdagangan dan Kerja Sma UE-Inggris. TCA menandai dasar dari kemitraan yang kuat dan erat dengan Inggris. Penerapan yang tepat sangat penting,” tulisnya di Twitter.
Inggris bergabung dengan blok UE pada tahun 1973 tetapi mengumumkan untuk menarik diri pada tahun 2016 setelah referendum.
Kantor statistik UE menyatakan perdagangan barang UE-Inggris sangat dipengaruhi oleh Brexit, menurut angka terbaru yang diterbitkan oleh Eurostat.
Dalam dua bulan pertama tahun 2021, ekspor dari blok tersebut ke Inggris turun 20,2 persen dibandingkan tahun lalu. Sementara impor UE dari Inggris mencatat penurunan yang lebih tajam lagi yaitu 47 persen. (ATN)
Discussion about this post