ASIATODAY.ID, NEW YORK – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres memperingatkan bahwa pandemi virus corona mengancam kemajuan ekonomi Afrika. Selain itu dapat memaksa jutaan orang ke dalam kemiskinan ekstrem ketika jumlah kasus di seluruh dunia mendekati 5 juta.
Dalam pesan video yang diposting Rabu (20/5/2020) di akun Twitter-nya untuk meluncurkan laporan kebijakan baru tentang dampak covid-19 di Afrika, Guterres mengatakan negara-negara Afrika dengan cepat menanggapi penyebaran virus yang mengakibatkan lebih sedikit kasus daripada yang mereka takutkan.
Sejak kasus pertama covid-19 tercatat di Mesir pada 14 Februari, virus telah menginfeksi setiap negara Afrika, menghasilkan lebih dari 84.000 infeksi dan 2.500 kematian.
Namun, tiga perempat dari negara-negara Afrika mencatat kurang dari 1.000 kasus, tetapi angka-angka itu tidak mewakili tantangan yang dihadapi benua tersebut, kata laporan singkat itu.
“Pandemi mengancam kemajuan Afrika. Ini akan memperburuk ketidaksetaraan yang sudah berlangsung lama dan meningkatkan kelaparan, kekurangan gizi, dan kerentanan terhadap penyakit,” kata Guterres, melansir UPI, Kamis (21/5/2020).
Pandemi telah menyebabkan permintaan untuk komoditas Afrika, pariwisata, dan pengiriman uang menurun dan zona perdagangan ekonomi benua ditutup.
“Jutaan orang bisa terdorong ke dalam kemiskinan ekstrem,” katanya.
Menurut laporan itu, jumlah kasus yang relatif rendah dibandingkan dengan kawasan lain telah meningkatkan harapan bahwa negara-negara Afrika mungkin telah melewatkan pandemi terburuk.
Tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa virus itu dapat membunuh antara 83.000 dan 190.000 orang Afrika tergantung pada tanggapan masing-masing pemerintah .
“WHO telah menyatakan bahwa virus dan dampaknya dapat ‘membara’ selama beberapa tahun,” jelasnya.
Guterres memuji para pemimpin pemerintah Afrika atas upaya mereka dalam perang melawan covid-19 tetapi meminta masyarakat internasional untuk memperkuat sistem kesehatan benua, mempertahankan persediaan makanan, mendukung pendidikan, melindungi pekerjaan, mengarahkannya dari krisis keuangan, dan ‘menahannya’ melawan kehilangan pendapatan dan pendapatan ekspor.
Dikatakan berbagai negara juga harus menawarkan negara-negara Afrika akses cepat, setara, dan terjangkau untuk setiap vaksin atau perawatan, yang harus dilihat sebagai komoditas publik.
Guterres telah menyerukan paket respons global buat memerangi virus yang menyamai minimal 10 persen dari produk domestik bruto dunia, di mana setidaknya USD200 miliar akan dikucurkan ke Afrika untuk meringankan masalah ekonomi dan sosial yang disebabkan oleh pandemi.
Dalam video Rabu, ia mendesak untuk kerangka kerja utang komprehensif yang terdiri dari “penghentian utang lintas negara bagi negara-negara yang tidak dapat melayani utang mereka diikuti penghapusan utang yang ditargetkan dan pendekatan komprehensif untuk masalah struktural dalam arsitektur utang internasional demi mencegah gagal bayar (default).”
Peringatan Guterres datang ketika jumlah kasus covid-19 merayap mendekati 5 juta di seluruh dunia, menurut pelacak langsung virus oleh Johns Hopkins University.
Virus ini pertama kali terdeteksi di pusat kota Wuhan di Chiina akhir tahun lalu dan sejak itu menyebar ke seluruh dunia. Universitas Johns Hopkins pada Kamis 21 Mei 2020 menyebutkan virus ini telah menginfeksi warga dunia hingga 5.000.561 orang dan menyebabkan 328.191 kematian. Adapun warga yang sembuh mencapai 1.899.675 orang. (ATN)
Discussion about this post