ASIATODAY.ID, JAKARTA – Ribuan elemen masyarakat di Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor kedutaan besar Prancis, di Jakarta Pusat, Senin (2/11/2020).
Dalam aksinya, massa menyerukan agar rakyat Indonesia segera memboikot seluruh produk Prancis.
Massa juga meminta pemerintah segera memutuskan hubungan diplomatik dengan Prancis dan mengusir Duta Besar Prancis dari Indonesia.
Tuntutan ini merupakan reaksi atas pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron dalam beberapa pekan terakhir yang dinilai telah menista agama Islam dan Nabi Muhammad.
“Kita minta segera usir Dubes Prancis dari Indonesia. Usir, Usir,” kata massa aksi serempak.
Sejumlah elemen yang ikut dalam aksi tersebut diantaranya, PA 212, GNPF Ulama, hingga Front Pembela Islam (FPI).
Sementara itu, aparat kepolisian menjaga ketat berjalannya unjuk rasa. Polda Metro Jaya menyiagakan 7.766 personel gabungan, serta menyiapkan sebanyak 8.000 personel cadangan gabungan dari unsur TNI-Polri dan pemerintah daerah seperti Dishub, Satpol PP hingga pemadam kebakaran.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengecam keras segala bentuk kekerasan yang terjadi di Nice dan Paris Prancis.
Presiden Jokowi juga mengecam pernyataan presiden Perancis Emmanuel Macron yang dinilai telah melukai umat islam di dunia.
“Indonesia mengecam keras pernyataan Presiden Prancis yang menghina agama Islam, yang telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia,” kata Presiden Jokowi, Sabtu (30/10).
Presiden Jokowi menilai bahwa kebebasan berekspresi yang mencederai kehormatan, kesucian serta kesakralan nilai-nilai dan simbol agama sama sekali tidak bisa dibenarkan dan harus dihentikan.
“Mengaitkan agama dengan tindakan terorisme sebuah kesalahan besar. Terorisme adalah terorisme. Teroris adalah teroris. Terorisme tidak ada hukum dengan agama apa pun,” ujar Presiden Jokowi.
Diketahui, pernyataan Presiden Emmanuel Macron dikecam oleh seluruh umat islam di berbagai negara di dunia. Macron menyatakan bahwa “Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis saat ini, di seluruh dunia”.
Menurut Macron, peristiwa pemenggalan guru sejarah merupakan serangan teroris Islam. Macron juga menuduh Muslim bersikap separatis.
Pernyatan Macron itu disampaikan menyusul peristiwa pemenggalan kepala seorang guru yang menjadikan kartun nabi Muhammad sebagai bahan ajar di kelas. (ATN)
Discussion about this post