ASIATODAY.ID, NEW YORK – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan, pandemi Covid-19 telah memicu gangguan terbesar dalam sejarah global di bidang pendidikan.
Pandemi Covid-19 telah memaksa hampir semua sekolah dan institusi pendidikan di lebih dari 160 negara ditutup.
Hingga pertengahan Juli 2020, PBB mengestimasi bahwa pendidikan untuk 1 miliar anak-anak di seluruh dunia terganggu akibat Covid-19.
“Sedikitnya 40 juta anak-anak usia dini telah kehilangan kesempatan mengenyam pendidikan di masa-masa prasekolah,” kata Guterres, melansir Gulf Today, Selasa (4/8/2020).
“Dunia tengah menghadapi musibah berskala generasi yang dapat menyia-nyiakan potensi manusia, mengganggu kemajuan di banyak bidang dan memperburuk jurang ketidaksetaraan,” sambungnya.
“Kita sedang berada dalam momen penting untuk menentukan nasib anak-anak dan pemuda,” ungkap Guterres dalam sebuah pesan video dan pembacaan dokumen kebijakan setebal 26 halaman.
Menurut Guterres, keputusan tiap-tiap negara di tengah pandemi Covid-19 dapat memicu dampak berkepanjangan terhadap nasib ratusan juta anak-anak. Namun tentu saja Guterres memahami keputusan menutup sekolah harus diambil demi meredam penyebaran Covid-19.
Meski secara persentase anak-anak kemungkinan besar tidak akan mengalami gejala parah jika terjangkit Covid-19, namun mereka dikhawatirkan dapat menjadi pembawa (carrier) yang dapat menularkannya ke kelompok rentan, yakni orang lanjut usia.
Guterres meminta semua negara di dunia untuk mempertimbangkan membuka kembali sekolah, namun dengan syarat jika transmisi lokal Covid-19 sudah terkendali sepenuhnya. (ATN)
Discussion about this post