ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pengusaha ternama asal Australia, Andrew Forrest dikabarkan berminat berinvestasi di sektor Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia. Rencananya, Forrest akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kalimantan.
Forrest disebut berencana membangun PLTA berkapasitas hingga 10.000 MW di seluruh wilayah Kalimantan.
Forrest sendiri telah bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi serta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
Setelah melakukan pertemuan di kantor Kemenko Maritim dan Investasi, Bahlil menjelaskan, perusahaan Forrest ingin berinvestasi di sektor Energi Hijau (green energy) dan pembangkit listrik di beberapa wilayah di Indonesia dan salah satunya yang diminati di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara).
“Dari Australia, grup punya Andrew Forrest, mereka mau investasi di sektor green energy dan power plant di beberapa wilayah di Indonesia. Salah satu di antaranya adalah Kalimantan Utara,” jelas Bahlil di kantor Kemenko Maritim dan Investasi, Jakarta Pusat, Kamis (30/01/2020).
Menurut Bahlil, Forrest sudah menyampaikan minatnya. Setelah ini perusahaan Forrest akan ke lapangan untuk survei.
“Kalau mereka melihat feasible, tentu prosesnya akan lanjut. Prinsipnya kita welcome selama mereka memenuhi ketentuan undang-undang dan menguntungkan kedua belah pihak,” imbuhnya .
Pihak Forrest bersama BKPM sendiri belum membicarakan nilai investasi yang akan ditanamkan. Perusahaan itu terlebih dahulu akan melakukan studi kelayakan di beberapa tempat untuk melihat potensi sebelum membicarakan nilai investasi.
Bahlil juga mengatakan bahwa pihak Forrest juga belum menyampaikan permintaan-permintaan spesifik seperti misalnya insentif pajak.
Kendati demikian, Bahlil menekankan bahwa BKPM akan terus mengawal niatan investasi dari perusahaan tersebut.
Sementara itu, Luhut mengatakan, Forrest sebelumnya sudah menyampaikan minatnya investasi di sektor energi terbarukan saat mereka bertemu di Davos, Swiss. Awalnya dia berniat untuk membangun PLTA berkapasitas 2.000 MW, tapi ternyata kini dia tertarik untuk membangun 10.000 MW di seluruh Kalimantan.
“Awalnya saya ketemu dia di Davos. Mau investasi. Tadinya mau 2.000 MW hydropower. Sekarang dia bilang saya mau 10.000 MW. Jadi seluruh Kalimantan dia ambil,” jelasnya.
Menurut Luhut, investasi yang dibutuhkan untuk membangun PLTA 10.000 MW di Kalimantan bisa mencapai USD2,5 miliar atau setara Rp 34 triliun. Itu pun hanya tahap pertama, sebab Forrest berniat untuk membangun industri hijau (green industry) di Kalimantan.
“Nanti dia akan bikin green industry, produk green. Dia visioner. Sekarang kita lagi proses semua dengan Pak Bahlil supaya terintegrasi seluruhnya. Mereka meninjau ke lapangan mungkin awal bulan depan atau awal Maret. Sekarang kita siapkan semua masalah administrasinya,” paparnya.
Luhut mengatakan Forrest memang fokus pada pengembangan green industry. Bahkan Forrest juga dikabarkan berniat untuk memindahkan industri besinya dari Australia ke Indonesia.
Saat ini pihak Forrest tengah melakukan feasibility study (FS). Diperkirakan awal atau pertengahan tahun depan bisa dimulai groundbreaking pembangunan PLTA. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post