ASIATODAY.ID, JAKARTA – Jajak pendapat Reuters mengindikasikan bahwa dampak wabah virus corona tipe baru (Covid-19) di China akan bergema sebagian besar ekonomi Asia. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan melambat signifikan, menyusut atau terhenti pada kuartal ini.
Jajak pendapat terhadap para ekonom dikumpulkan pada 19-25 Februari, menunjukkan bahwa Australia, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, dan Thailand diperkirakan akan memperlihatkan kinerja terburuk pada kuartal pertama tahun ini.
Hanya Indonesia yang diperkirakan akan terkena dampak paling kecil, dan diperkirakan masih akan tumbuh 4,7 persen pada tahun ini.
Banyak negara Asia, yang pertumbuhan ekonominya tertatih-tatih karena efek dari perang dagang AS-China yang panjang (18 bulan), akan kembali dihantam oleh wabah Covid-19.
Situasi tersebut mengganggu rantai pasokan global yang menjadi andalan sebagian besar negara untuk perdagangan dan kegiatan ekonomi, sehingga cenderung melambat, tetapi dengan tingkat yang berbeda-beda.
“Kasusnyadengan cepat bergeser dari ‘Buruk’, yang berarti hanya China yang terdampak, menjadi ‘Jelek’, di mana negara-negara emerging Asia dan negara-negara maju melihat lonjakan kasus infeksi dan kematian (akibat Covid-19),” kata Michael Every, kepala penelitian pasar keuangan Asia- Pasifik di Raboban, Hongkong.
Terhadap perekonomian, “Dampaknya cenderung menyerupai krisis keuangan global 2008-2009, melebihi dampak wabah SARS pada tahun 2003,” jelasnya dilansir Reuters, Rabu (26/2/2020).
Ketakutan yang menghantui pasar keuangan global terlihat pada Senin lalu, ketika saham dunia menukik ke level terendah dua tahun, karena lonjakan infeksi virus di luar daratan China yang memicu kekhawatiran akan pandemi global.
Perlambatan perekonomian terbesar kedua dunia itu akan berdampak pada negara-negara yang mempunyai kedekatan ekonomi dan hubungan dagang dan mungkin dirasakan di seluruh kawasan.
Meskipun pada kuartal berikutnya sebagian besar ekonomi negara-negara Asia diperkirakan akan naik kembali, pertumbuhan pada tahun ini kemungkinan akan lebih rendah dari yang diperkirakan bulan lalu. Sejumlah aktivitas ekonomi diperkirakan akan hilang secara permanen.
Lebih dari tiga perempat ekonom, 57 dari 77 mengekspektasikan pertumbuhan di negara-negara Asia akan meningkat di kuartal kedua. Sementara Korea Selatan yang paling terpukul oleh serangan virus corona di luar China, dampaknya terhadap ekonomi sejauh ini tidak terlalu besar.
Sejumlah ekonom memprakirakan ekonomi Korea Selatan masih bisa tumbuh 2,1 persen pada kuartal pertama, atau hanya turun 0,4 poin persentase dari hasil jajak pendapat Reuters pada Januari lalu.
Singapura, kota pelabuhan dan mitra dagang utama dengan China, diperkirakan akan mengalami kontraksi 0,6 persen pada kuartal ini, kontraksi pertama sejak resesi 2009 setelah krisis keuangan global.
“Potensi dampak virus corona terhadap ekonomi di Asia sangat besar, karena pariwisata di kawasan ini terpukul. Hotel yang sepi hingga bandara yang kosong, dampaknya terhadap ekonomi di kawasan ini berpotensi sangat besar, “kata Robert Carnell, kepala ekonom dan kepala riset Asia-Pasifik ING, Singapura.
“Jika ini tidak terdengar cukup menakutkan, ingatlah bahwa pariwisata hanyalah salah satu saluran yang dilalui virus corona untuk dapat melemahkan pertumbuhan PDB negara-negara Asia yang bergulat dengan epidemi ini,” Carnell menambahkan.
Ekonomi Thailand dan Taiwan diperkirakan akan berkembang pada 0,2 persen dan 1,3 persen di kuartal saat ini, terendah dalam hampir setengah dekade.
Sedangkan ekonomi Australia, proksi untuk pertumbuhan ekonomi China, diperkirakan akan berhenti pada kuartal ini, mengakhiri laju pertumbuhan yang mendekati tiga dekade sejak 1991.
“(Wabah virus) ini dapat merusak pertumbuhan di beberapa negara, selain terkena dampak negatif dari China. Peningkatan tajam kasus infeksi yang dilaporkan oleh beberapa negara, menimbulkan kekhawatiran akan pukulan yang lebih parah ke negara-negara tersebut dan juga pertumbuhan global, “kata Johanna Chua, ekonom emerging market Asia di Citi, Hong Kong.
Jika prospek yang suram tidak kunjung membaik, dalam skenario terburuk, para ekonom memperkirakan pertumbuhan di semua negara yang disurvei akan turun lebih dalam, sebesar 0,5 basis poin menjadi satu poin penuh.
Singapura diperkirakan akan terkena dampak terburuk dari kejatuhan tersebut, dengan pertumbuhan turun lebih dari 1 basis poin untuk tahun 2020. (Reuters)
,’;\;\’\’
Discussion about this post