ASIATODAY.ID, KARAWANG – Tumpahan minyak mentah di perairan Karawang, Jawa Barat, tidak hanya menyengsarakan nelayan tetapi juga merusak lingkungan. Karena itu Pertamina harus bertanggung jawab dari sisi bisnis dan juga lingkungan.
Penegasan itu disampai Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat berkunjung di lokasi terdampak tumpahan minyak (oil spill) Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di Karawang, Kamis (8/8/2019).
Nelayan mengeluhkan, selama insiden tumpahan minyak terjadi, mereka tidak bisa melaut meskipun Pertamina mempekerjakan mereka dalam upaya pembersihan minyak dengan upah sekira Rp100 ribu per hari.
Menindaklanjuti keluhan tersebut, Ridwan Kamil meminta Pemerintah Daerah (Pemda) yang warganya terdampak oil spill untuk segera menghitung kerugian. Dalam jangka waktu 10 sampai 14 hari, kerugian akan diberikan langsung kepada warga.
“Saya minta (Pemda) bentuk tim untuk mencatat ganti rugi, harus seobjektif mungkin. Dan masyarakat (terdampak) saya minta informasinya juga tidak dilebihkan dan tidak dikurang-kurangkan,” ujar Ridwan Kamil di hadapan warga.
“Saya sudah perintahkan Bupati Karawang juga Bekasi untuk berkomunikasi intens diwakili kepala desanya untuk mencatat dan meneliti kerugian-kerugiannya,” tambahnya.
Selain itu, Ridwan Kamil juga meminta komitmen kepada pihak Pertamina untuk menyelesaikan masalah ini hingga tuntas. “Dan harus diapresiasi juga Pertamina setiap hari hadir untuk tanya jawab terhadap siapapun yang membutuhkan,” ucapnya.
“Salah satu yang saya apresiasi adalah semua warga yang terdampak dipekerjakan, tidak ada yang menganggur karena dilibatkan dalam proses rescue ini,” imbuhnya.
,’;\;\’\’
Discussion about this post