ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) siap mengintegritaskan kilang petrokimia PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) dengan megaproyek Grass Root Refinary (GRR) Tuban.
Pengintegrasian ini dilakukan setelah Pertamina menguasai saham masyoritas di Tuban Petro hingga 51 persen. Tuban Petro merupakan induk dari TPPI. Pertamina juga melakukan aksi korporasi pembelian saham seri B Tuban Petro senilai Rp3,2 triliun.
Menurut Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, restrukturisasi Tuban Petro merupakan bagian dari kilang Pertamina yang mengutamakan aspek fleksibilitas yakni mode kilang bisa beralih baik untuk petrokimia atau pun migas. Hal ini membuat produksi kilang dapat menyesuaikan sesuai permintaan pada saat beroperasi.
Dengan pasokan bahan baku yang terintegrasi antara satu kilang dengan kilang lainnya kata Nicke, diharapkan bisa meningkatkan efisiensi baik sisi pengeluaran operasional maupun pengeluaran modal sehingga meraih keuntungan yang maksimal.
“Dengan tingkat keuntungan yang maksimal, maka proyek-proyek kilang Pertamina mampu menjadi bisnis yang berkelanjutan ke depannya,” terang Nicke melalui keterangan resmi, yang diterima Kamis (16/01/2020).
“Jadi jelas bahwa proyek kilang kami yang sedang berjalan akan menjadi bisnis yang berkelanjutan karena dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pasar dan didukung integrasi baik sesama kilang maupun infrastruktur Pertamina lainnya,” lanjutnya.
Nicke mengatakan saat ini Pertamina sedang mengembangkan kilang di enam lokasi, yang pembangunannya diintegrasikan dengan pembangunan pabrik petrokimia. Salah satunya GRR Tuban yang nantinya akan diintegrasikan dengan TPPI yang dibangun pipa penghubung sejauh tujuh km.
Menurutnya, peluang pasar bisnis petrokimia saat ini sekitar Rp40 triliun-Rp50 triliun per tahun. Selain itu bisnis petrokimia juga mempunyai margin lebih tinggi dibanding BBM.
Nicke menjelaskan, mulai 2020 sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), Pertamina akan melakukan peningkatan produksi aromatik kilang TPPI dari saat ini 46 ribu ton menjadi 55 ribu ton. Dalam jangka panjang, Pertamina juga akan membangun Olefin Center, sehingga nantinya TPPI akan memproduksi petrokimia sebesar 700 ribu ton per tahun.
Pada saat yang sama, megaproyek GRR Tuban nantinya akan memiliki fasilitas produksi petrokimia dengan produk polypropylene sebanyak 1.205 kilo ton per tahun (ktpa), paraxylene 1.317 ktpa dan polyethylene 750 ktpa.
“Pertamina memiliki kapasitas dan kompetensi untuk meningkatkan daya saing industri petrokimia nasional. Pertamina siap untuk mengurangi ketergantungan impor produk petrokimia melalui pengembangan bisnis petrokimia yang terintegrasi,” tandasnya. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post