ASIATODAY.ID, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa perubahan iklim merupakan isu penting yang akan dibahas di dalam KTT G20 mengenai bagaimana semua negara bisa menyelenggarakan komitmen sesuai dengan Paris Agreement.
“Ini yang akan menjadi fokus pembahasan yang sangat penting, baik di G20 Summit sekarang ini, yang nanti akan menjadi issue yang waktu Presidensi Indonesia di antara para menteri keuangan,” kata Menkeu dalam keterangan persnya, Minggu (31/10/2021).
Menurut Menkeu, transisi Indonesia dan negara-negara lain untuk menuju kepada low carbon harus affordable, adil, dan available.
“Jadi ini aspek financing dari delivery climate change komitmen menjadi sangat penting karena semua negara pada akhirnya bisa saja commit, tapi kalau mereka tidak bisa membayar atau tidak affordable, maka dia tidak bisa mendeliver komitmen untuk penurunan CO2,” ujar Menkeu.
Di sisi lain, Menkeu juga menyampaikan mengenai ancaman pemulihan ekonomi dunia selain akses vaksin yang tidak merata, yaitu terjadinya inflasi kenaikan energi dan disruption dari supply.
“Ini terjadi di negara-negara yang pemulihannya sangat cepat, namun kemudian muncul komplikasi dalam bentuk kenaikan harga energi dan supply disruption,” kata Menkeu.
Menkeu menjelaskan, supply side-nya tidak mengikuti ketika permintaan pulih dengan cepat dan kuat. Berbagai disruption terjadi di pelabuhan sehingga barang-barang tidak bisa diangkut atau supply disruption berdasarkan bahan baku yang tidak bisa dikirim sehingga barangnya tidak bisa dibuat di dalam manufaktur.
“Kenaikan energi yang begitu sangat cepat juga terjadi karena investasi di bidang energi, terutama yang nonrenewable itu sudah merosot tajam dihadapkan pada permintaan terhadap energi yang melonjak akibat pemulihan ekonomi dan sekarang mendekati masuk winter,” ujar Menkeu.
Hal tersebut mendorong inflasi yang tinggi di berbagai negara sehingga menjadi ancaman pemulihan ekonomi global.
“Indonesia perlu juga tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya rembesan hal tersebut,” kata Menkeu.
Selain topik di atas, fokus di dalam pembahasan G20 yang kemudian dikaitkan dengan inklusi keuangan adalah mengenai aspek ekonomi digital atau financial teknologi.
“Karena Indonesia, sesuai dengan temanya tadi, Recover Together, Recover Stronger. Itu berarti pemulihan harus merata di antara semua negara dan di dalam satu negara juga untuk masyarakat, terutama kelompok usaha kecil menengah juga harus pulih dan itu peranan dari teknologi digital menjadi penting,” ujar Menkeu.
Sementara itu, Presiden Jokowi akan mengawalinya dengan menggelar pertemuan bilateral dengan Managing Director IMF, Kristalina Georgieva, di La Nuvola. Setelahnya, Presiden akan menghadiri sesi KTT G20 tentang perubahan iklim dan lingkungan.
Presiden kemudian akan menggelar pertemuan trilateral dengan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, dan Presiden Dewan Eropa, Charles Michel. Sesi KTT G20 tentang lingkungan berkelanjutan akan menjadi agenda berikutnya yang dihadiri Presiden Jokowi.
Setelahnya, Presiden akan menghadiri sesi penutupan KTT G20. Pada sesi penutupan, Perdana Menteri Italia, Mario Draghi, akan menyerahkan Keketuaan atau Presidensi G20 kepada Presiden Joko Widodo.
Presidensi G20 ini merupakan yang pertama bagi Indonesia dan akan dimulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022.
“Kegiatan G20 di bawah kepemimpinan Indonesia sudah akan mulai di bulan Desember ini. Ini merupakan kehormatan bagi kita, bagi Indonesia, dan sekaligus tanggung jawab yang besar, yang harus kita jalankan dengan baik,” ujar Presiden Joko Widodo dalam pernyataannya sebelum memulai kunjungan ke tiga negara, di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jumat (29/10/2021).
Presiden kemudian dijadwalkan untuk bertemu Perdana Menteri India Narendra Modi dalam sebuah pertemuan bilateral.
Presiden juga akan menghadiri KTT rantai pasok global yang akan dibuka oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Selesai acara tersebut, Presiden dan rombongan akan langsung menuju Bandara Fiumicino untuk kemudian lepas landas menuju Bandara Glasgow Prestwick International di Skotlandia.
Presiden Jokowi akan menghadiri KTT Pemimpin Dunia COP26 di Glasgow, Skotlandia, pada tanggal 1 sampai 2 November 2021. (ATN)
Discussion about this post