ASIATODAY.ID, BOGOR – Perubahan iklim menimbulkan kerugian besar bagi kehidupan di perkotaan dan pesisir hingga mencapai USD1 triliun setiap tahun
Demikian diungkapkan Dirjen Multilateral Kementerian Luar Negeri RI, Febrian Alphyanto Ruddyard saat berbicara di forum Loka Karya Webinar Internasional (13/11/2020).
Lokakarya yang diprakarsai Kementerian Luar Negeri ini merupakan rangkaian dari Archipelagic and Island States (AIS) Forum tahun 2020.
Mengusung topik Keterkaitan antara laut dan iklim, lokakarya membahas berbagai upaya dalam mengatasi permasalahan kelautan dan perubahan iklim khususnya di masa dan pasca pandemi COVID-19.
“Upaya mengatasi dampak perubahan iklim harus terintegrasi dengan langkah pembangunan lainnya, seperti pengentasan kemiskinan dan kesenjangan infrastruktur di daerah-daerah,” ujar Febrian dikutip Sabtu (14/11/2020).
Sementara itu, Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ruandha Agung Sugardiman menyampaikan bahwa berdasarkan Paris Agreement, ekosistem laut harus menjadi pertimbangan dalam mengatasi perubahan iklim.
Dalam pertemuan, Indonesia juga menggarisbawahi perlunya implementasi Paris Agreement dan mendorong dukungan semua pihak untuk mengintegrasikan isu laut dan iklim dalam agenda pertemuan ke-26 Traktat PBB mengenai Perubahan Iklim (COP-26 UNFCCC), di Inggris tahun depan.
Indonesia yang 60 persen teritorialnya terdiri atas lautan, telah melakukan langkah-langkah seperti peningkatan tata kelola sumber daya laut dan perbaikan infrastruktur maritim.
Indonesia juga sudah melakukan sejumlah langkah terkait agenda kelautan, seperti restorasi terumbu karang dan hutan mangrove, peningkatan tata kelola sumber daya laut dan perbaikan infrastruktur maritim.
Lokakarya telah memperkuat komitmen pelestarian dan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan, melalui pendekatan kolaboratif yang terintegrasi untuk mendorong pengarusutamaan pengelolaan laut dalam penanganan perubahan iklim pada tataran bilateral, regional, global.
Archipelagic and Island States Forum (AIS Forum) merupakan inisiatif Indonesia untuk membangun kerja sama antar negara-negara pulau dan kepulauan di seluruh dunia dalam menjawab berbagai tantangan terkait isu kelautan.
Hadir sebagai pembicara, Dubes Fiji dan Wakil Dubes Inggris, wakil dari Kemlu, Kemenko Maritim dan Investasi, LIPI, LSM Rare, serta diikuti 237 partisipan secara virtual. (ATN)
Discussion about this post