ASIATODAY.ID, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) bersiap kedatangan calon emiten baru yakni perusahaan tambang nikel PT Ifishdeco yang melakukan Penawaran Umum Perdana (IPO) saham dengan harga Rp440 per saham.
Menurut keterangan perusahaan pada Kamis (28/11/2019) yang dikutip dari BEI, disebutkan bahwa jumlah saham yang akan ditawarkan sebanyak 425.000.000 lembar atau total dana maksimal yang bisa diraih sebesar Rp187.000.000.000.
Sementara itu, masa penawaran dilakukan 27-29 November 2019 dan pencatatan di BEI pada 5 Desember 2019 dengan kode perdagangan IFSH.
Aksi korporasi perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan ini akan ditangani oleh UOB Kay Hian Sekuritas yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
PT Ifishdeco tercatat sebagai salah satu perusahaan tambang nikel yang beroperasi di Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara.
Sejak tahun 2013, emiten ini telah memulai pembangunan smelter. Rencananya, smelter tersebut ditargetkan menghasilkan 100.000 ton nikel pig iron per tahun dengan investasi mencapai US$ 100 juta.
Proyek pembangunan smelter nikel tersebut ditargetkan selesai pada tahun 2015. Namun, pembangunannya dikerjakan dalam dua tahap. Tahap pertama diperkirakan mulai produksi pada akhir tahun 2014. Untuk merealisasikan pembangunan smelter ini, Ifishdeco membentuk perusahaan baru bernama PT Bintang Smelter Indonesia (BSI). PT BSI merupakan konsorsium dari Finna Group, Pan China Group dan Tekindo Group yang memiliki konsesi pertambangan nikel di Weda, Maluku Utara.
Smelter milik PT Ifishdeco tersebut menggunakan teknologi Blast Furnace khusus untuk bijih Nikel dari varian terbaru. Nikel pig iron yang diproduksi PT BSI berkadar 10% dan besi 85 persen. Dana yang digunakan untuk membangun smelter tersebut menggunakan dana equity dan dana sindikasi.
Saat ini, smelter Ifishdeco sudah rampung dan telah produksi. Direktur utama BSI Harrison mengatakan nilai investasi PT BSI untuk empat unit Balast Furnace atau tempat pengolahan biji nikel sebesar USD 51.593.390.
“Ini terbagi dua tahap tahap pertama saat ini untuk dua unit Blast Furnace sebesar USD 23.715.130 dan nanti tahap kedua USD 27.878.260,” jelasnya.
Pada tanggal 9 Februari 2019, PT. Bintang Smelter Indonesia (PT. BSI) memulai ekspor perdananya berupa Nickel Pig Iron sebanyak 5.800 Ton langsung ke negara China. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post